mati rasa
lebih menyedihkan daripada merasa sedih
lebih pilu dari merasa sakit
lebih kosong dari badan yang tak bernyawa
disfungsi segala imajinasi
tak sejalan dengan badan,
hati,
mata juga tangan
ia pernah hidup
membelalak kelopak matanya
dengan tangan dan hati
yang tak berhenti
meski lelah
tetap disusuri satu-satu
memeluk sebuah amplop besar
berisi gagasan bermutu
kini ia hampa
hanya badan, tanpa cita
wajah tanpa senyum
tangan yang sibuk, entah sedang apa
semua organnya tak mau saling tahu
hatinya ingin berhenti,
logika dan nalar tak membolehkan
pundak memanggul beban
yang dibuat-buat
untuk apa?
untuk siapa?
No comments:
Post a Comment