Tuesday, May 27, 2014

Come On!!!

Ayooo Liaaaaa
Semangat, jangan kalah sama diri sendiri.
Ingaaat bersusah sekarang, menuai puas nanti.
Kamu tahu kan, banyak yang harus dikejar, banyak yang harus diselesaikan.
Yang tinggal kamu lakukan adalah,
Keep Going!
Keep going, keep going, keep going...
Jangan ada opsi nanti-nanti
Jangan menunggu motivasi dan inspirasi
Yang tinggal kamu lakukan adalah kerjakan, kerjakan, kerjakan.
Mau lulus semester ini kan?

Ingat yaaa
Aku harap tanggal 29 Agustus nanti, kamu akan kembali menulis di blog ini sebagai pejuang terhormat,
puas dengan karya yang kamu kerjakan,
lengkap dengan berbagai pelajaran hidup di dalamnya.

Dirimu di masa depan menanti, dengan bangga,
Jangan kecewakan ia :)

Saturday, May 24, 2014

Tuhan Merindukanmu :)

A: Akhir-akhir ini aku merasa sangat rindu. Namun tidak tahu rindu ini untuk siapa. Bentuknya terlalu abstrak untuk bisa aku jelaskan.

L: Darimana kamu tahu kalau kamu merasa rindu?

A: Entahlah... Aku merasa kehilangan.. entah apa.. entah siapa.. entah kapan...

L: Sudah cerita kepada Tuhanmu? Siapa tahu Ia yang paling merindukanmu.

A: Aku yang merasa, mengapa Tuhanku justru yang merasa rindu padaku? Darimana kamu tahu?

L:  Makanya, peka kan hati. Dia selalu berbicara padamu tapi tak kamu dengar. Rindu entah kepada siapa malah kamu ladeni. Tak sadarkah kamu, tak ada yang mencintaimu melebihi Ia?
Kamu menjauh, Ia tetap mengambil seribu langkah ke arahmu. Kamu mendekat, Ia tetap mengambil sejuta langkah menuju ke arahmu. Ia lebih dekat, sangat dekat daripada tengkukmu sendiri. Tak sadarkah kamu, kini Tuhanmu sedang mendekapmu?

"Dear Allah, If I really in love with you,why didn't my heart feel 'I missed you'? I don't want miss somebody more than you, dear Allah"

Friday, May 16, 2014

Falling in Love at a Coffe Shop

This is truly a great cover!





I think that possibly, maybe I'm falling for you
Yes there's a chance that I've fallen quite hard over you.
I've seen the paths that your eyes wander down
I want to come too

I think that possibly, maybe I'm falling for you

No one understands me quite like you do
Through all of the shadowy corners of me

I never knew just what it was about this old coffee shop
I love so much
All of the while I never knew
I never knew just what it was about this old coffee shop
I love so much
All of the while I never knew

I think that possibly, maybe I'm falling for you
Yes there's a chance that I've fallen quite hard over you.
I've seen the waters that make your eyes shine
Now I'm shining too

Because oh because
I've fallen quite hard over you

If I didn't know you, I'd rather not know
If I couldn't have you, I'd rather be alone

I never knew just what it was about this old coffee shop
I love so much
All of the while I never knew
I never knew just what it was about this old coffee shop
I love so much
All of the while, I never knew

All of the while, all of the while,
it was you

Thursday, May 15, 2014

Nasihat dari Lia untuk Ame

Halo Ame yang sedang jenuh, mudah-mudahan nasihat saya menambah semangat kamu yaa :)

Saya tahu, kamu harus sering diingatkan. Hati ini memang mudah berbelok, mudah menyalahartikan, mudah terserang penyakit. Saya punya tips agar hati kamu tidak tumpul. Hati sering berbicara, berbisik sangat dekat denganmu. Namun jika sering diabaikan, suaranya tidak lagi terdengar.
Sssstt.. ini rahasianya agar kamu lebih peka...

1. Supaya hati tidak tumpul, kamu harus lebih jeli membedakan mana yang baik dan buruk. Jika ragu, cari tahu, belajarlah. Toleransi kesalahan jadi pembenaran bisa menghilangkan kepekaan.

2. Selalu dengar nasihat baik. Jangan bandel dengan beralasan macam-macam yaa.. Jangan menunggu hingga menyesal. Sesungguhnya Allah memberikan segala petunjukNya, di sekitarmu. Hal itu hanya bisa ditemukan untuk orang-orang yang mau berpikir.

3. Hati-hati, bisikan setan memang semanis coklat, namun isinya sehitam coklat paling pekat. Ingat, Allah punya surgaNya yang tiada bisa apapun menandingi indahnya. Lagi, dunia terlalu singkat menjadi tujuan hidup.

4. Jangan sekalipun sombong dan riya. Jangan jadikan satu kebaikan yang kamu kerjakan berubah dosa karena niatmu untuk pamer. Sebarkan kebaikan hanya untuk mencari ridhaNya.

5. Ingin menyebarkan kebaikan, tapi malu sama amalan yang masih sedikit? Berarti bagus, kamu masih memiliki kesadaran itu. Langkah selanjutnya sangat mudah: Yuk perbaiki :) Sembari mengingatkan, betulkan lagi, betulkan terus amalannya. Mengingatkan yang lain juga mengingatkan diri sendiri loh. You get double job done at once!

6. Jangan malu dan takut dianggap alim. Sungguh Allah mempermudah segala yang ada di jalanNya. Alim? Amini saja :) Alim berarti orang-orang yang berilmu. Amiiin..

Sekian nasihatnya, mudah-mudahan otak, tangan dan badanmu selalu mendengar kata hati. Jadikan mereka peka. Jangan lama-lama berkubang dalam rawa. Kamu harus segera bergegas.
Semangat selalu, Ame :)

Dari masa lalumu, Lia

Sunday, May 11, 2014

Apakah Politik = Jahat dan Busuk?

Yap. Itu pertanyaan saya semenjak saya melek dengan dunia sekitar, semenjak saya melepas keegoisan diri saya yang cuma mau tahu tentang komik,kpop,jpop dan anime.

Apakah benar, politik = jahat, busuk, korup, pencitraan, basabasi dan penuh kebohongan? #lebay

Hey hey, saya selalu menghindari untuk masuk ke ranah politik, tidak mau membuka mata, tidak mau mendengar karena saya terlalu banyak mendengar berita negatif tentang orang-orang yang berada di pucuk kepemimpinan negara kita. Buat apa mencari tahu, toh cuma merusak kuping saya? Itu yang dulu saya pikir.

Tapiii tidak bisa tidak, saya salah satu warga negara yang juga turut mengambil peran dalam dunia perpolitikan ini. Minimal dalam pemungutan suara deh. Baik memilih calon legislatif, pemilihan gubernur dan pemilihan presiden. Tadinya saya pikir: Yaa saya kan pemilih baru, belum bisa lihat politik, belum tahu mana yang bener dan baik buat saya pilih, masih banyak orang dewasa dan lebih bijak yang bisa melakukan hal itu. Saya yakinnya, kepeleset satu suara dari saya yang buta tapi udah ikutan milih, gapapa deh. Tapi ternyata pikiran bandel saya ini salah.

Kenapa di umur segini kita udah boleh ikut milih? Apa yang diharapkan dari warga negara cukup umur tapi belom dewasa kayak saya? Ternyataaa, saya baru bisa melek, saya baru sadar: Orang-orang yang selalu kamu keluhkan dan denger berita miringnya di TV itu, dipilih sama tangan kamu sendiri. Ini yang milih kamu, seorang mahasiswa dari PTN terkenal dan bagus, yang diakuin pinter-pinter, yang diharapkan bisa lebih kritis. Bagaimana kalau pola pikir kayak saya ini dimiliki oleh semua pemuda baru cukup umur yang ga mau tahu apapun tentang politik? Sementara itu jumlah pemilih muda ternyata paling banyak, yang artinya bobroknya pemerintahan 5 tahun mendatang ternyata karena yang milih males cari tahu dan ngasal? Serem ya.

Saya udah ikutan jadi pencoblos udah 3 kali. Yang pertama kali, jujur, hari itu saya bahkan gatau siapa yang saya coblos, siapa yang saya pilih. Saya menyia-nyiakan satu kesempatan berharga untuk turut andil membangun bangsa saya lebih baik. Pemilihan kedua, saya sudah mulai memilah-milih, meskipun waktunya cenderung singkat untuk bisa bedain visi misi tiap calon. Paling ga, saya mendengar rekomendasi. Nah yang ketiga kalinya, saya mulai rajin cek website karena yang dipilih caleg. Jadinya mesti agak lebih jeli buat banding-bandingin. Saya maunya, yang masuk ke pucuk-pucuk pemerintahan negara saya, ialah orang-orang keren berprestasi yang bisa kerja sepenuh hati.

Selain itu, apalagi yang saya tau tentang politik? Selebihnya cuma denger-denger dari berita (meskipun beritanya banyak miring) dan percakapan ringan sama ayah. Lagi-lagi persepsi yang media dan orang-orang sekeliling saya tawarkan: Politik berbahaya. Tapi bagaimana politik yang memegang nasib bangsa kita bisa ia berubah menjadi penuh taktik dan membahayakan?

Saya jadi disadarkan oleh satu orang, salah satu panutan saya. Ia akademisi. Ia membangun pergerakan pendidikan oleh pemuda yang dampaknya luar biasa hebat. Saya katakan disini, luar biasa hebat karena saya sudah merasakan sistemnya dari dalam.

Ia berkata:   
"Rumus menumbuhkan kepercayaan masyarakat terhadap pemimpin kita = Kompetensi + Integritas + Kedekatan - Self-Interest"

Bukankah itu yang harusnya ada dalam ranah politik kita? Lalu saya pun bertanya-tanya:
Mengapa harus minus "Self-Interest"?
Kalau maju dalam ranah politik namun menghindar dari kemaslahatan umat, yang ada malah mementingkan keuntungan pribadi. Ya, mementingkan keuntungan pribadi. Hal itu yang menjadikan orang-orang yang tidak kuat imannya saling dorong, menyikut, penuh intrik dan busuk.
Akibatnya? Apapun dilakukan untuk kepuasan pribadi semata.
Korupsi, KKN, saling sikut, lempar tantrum. Hal itukah yang ada dalam dunia politik kita saat ini?
Lalu, mereka yang hanya segelintir itu, yang nyaman berada dalam kursi-kursi empuk itu, apakah hanya kita diamkan? Apakah mereka hanya akan kita cibir lewat twit lalu sudah? Kita maki-maki saat nonton TV? Apakah cukup?

Satu lagi kutipan orang hebat ini:
"Negara bermasalah karena orang baik diam dan mendiamkan"

Jedaarrr...! Saya tertampar. 
Saya termasuk orang yang berada di dalamnya. Bahkan kadang saya terlalu legowo sama politik kita yang kian berbahaya. Bahkan saya sampai titik malas mencibir dan memaki. Saya cuma kesal dalam hati lalu mendiamkan. Setelah itu saya mau saja ikut terbawa arus padahal kehidupan saya berbangsa dan bernegara diatur mereka. 

Lalu, apa yang harus saya lakukan? Saya tidak mau mendiamkan. Tapi saya bisa berbuat apa?
Kuliah belum lulus, pengalaman belum ada, kegiatan sana-sini apa cukup?
Lagi-lagi, saya belajar banyak dari seseorang:

"Sebenarnya banyak sekali orang-orang yang ingin bergerak, membantu. Tapi tergantung dari kemampuan masing-masing orang, seberapa banyak yang bisa kita korbankan. Kita tinggal menciptakan wadah itu, ciptakan paket-paket baru. Ada banyak pilihan paket, ada banyak peran yang bisa diisi. Ingat juga, satu kebaikan dan niat tulus itu menular dan bikin ketagihan. Hal tersebut yang membuat ini berkelanjutan."

Nah, pemimpin, menurut saya, adalah orang-orang yang sebenarnya bisa menciptakan paket-paket baru itu. Yang ingin membantu, tinggal masuk ke dalam peran yang bisa diisi. Pemimpin mengorganisasi paket itu, yang turut membantu bahkan bisa membuat cabang-cabang paket baru yang bisa diisi lebih banyak peran. Pemimpin tersebut juga harus tahu, di kemanakan potensi orang-orang yang ingin membantu ini agar maksimal. Sebenarnya ini teori yang sederhana, rukun, indah, berkelanjutan. Ini yang semestinya, seharusnya. Tanpa saling sikut, tanpa saling serobot kalau tujuannya sama: Kemaslahatan umat. Bukankah ini dunia politik seharusnya?

Alangkah bahagianya saya jika dunia politik seperti itu. Pertanyaannya bagaimana caranya agar mencapai sana?

Tentu dunia politik ini harus diisi oleh orang-orang baik dan berani yang tidak mendiamkan orang jahat yang sedang beraksi. Ada banyak orang baik, pintar, memiliki inisiatif tapi tidak berani maju ke politik. Alasannya takut namanya tercemar, takut di masa depan tertular liciknya politik. Banyak juga yang pesimis "alaaah tidak usah, nanti ikutan busuk lagi"
Nah, ini membuka mata saya tentang dunia politik yang saya hindari: 
Kalau pola pikirnya begitu terus, mau sampai kapan dunia politik ini penuh oleh orang-orang baik? Orang-orang baik ini mau maju, tapi bahkan tidak didukung. "Kurang populer", katanya. "Mana mungkin bisa bertahan di politik yang busuk itu?" 
Duh, kawan, sejak kapan kita jadi bangsa yang pesimis?

Nah, saya mulai mencari tahu tentang orang-orang baik, keren yang harus saya dukung. Saya harap ia bisa membuka paket-paket baru itu, sampai tindakan sesederhana mungkin sehingga orang seperti saya bisa dengan mudah ikut membantu. 

Pemimpin yang seperti saya sebutkan diatas, tentu hanya menciptakan paket, mengorganisirnya. Namun, yang membuat program kerjanya nyata adalah orang-orang yang dengan tulus mau membantunya. 


Nah, saya melihat peluang paket itu dalam gerakan yang diprakarsai Pak Anies Baswedan.
(Bukan, saya bukan tim sukses. Sungguh. Saya itu orangnya jarang promosi. Saya bilang kalau benar-benar penting dan baik untuk disebar)

Pak Anies membuka peluang untuk kita turun tangan sendiri menangani masalah-masalah di negeri kita. Sampai saat ini ia bisa mengumpulkan 25000++ relawan tanpa bayaran untuk menyumbangkan pemikiran mereka dalam memperjuangkan politik bersih. Gerakan yang cerdas dan menarik, saya pikir. Jujur saja, saya tergerak melihat politik karena berbagai kegiatan yang ia usung. Misi yang ia usung besar, lebih dari sekedar siapa presidennya nanti. Saya sendiri pro Jokowi. Tapi, saya lebih suka membayangkan jika gerakan Turun Tangan ini akan menjadi besar dan berkelanjutan. Pasti super seru!

Salah satu bukti saya dengan kerelaan hati mau turun tangan adalah dengan menulis tulisan ini. Serius, baru kali ini saya nulis secuil tentang dunia perpolitikan. Saya sampai amazed sendiri, Waow.
Terima kasih sudah membantu saya membuka mata tentang dunia politik ya, Pak Anies. Dengan bergabung bersama teman-teman lain yang ikut turun tangan juga, dengan membayangkan hal ini menjadi besar, saya jadi optimis. Mimpi kita jauuuh lebih tinggi dibandingkan teriakan pesimis-pesimis itu.
Mimpi saya pribadi, anak-anak saya nanti akan menganggap dunia politik bisa jadi panutan dan merupakan hal keren, dimana saya juga ikut berjuang di dalamnya :)


Tertarik untuk Turun Tangan?
Yuuuk ikutaan :)

http://relawan.turuntangan.org/
Tertarik? Klik gambarnya aja yaa ;)

Saturday, May 10, 2014

Sweet Sunday

Too cute to be true~~
This MV contained with all of stuffs that I like~~
cute watercolor style animation, hot air balloon, sea, sunset, cloud, moon, camera, bossa melody, and sweet story in it~
but its in thai, i'm hardly find the translation -__-


Thursday, May 8, 2014

Sial, Sungguh Siaal

Sial,
Bagaimana mungkin saya bisa terus menerus memikirkan anda,
Seseorang yang baik, yang mau menggerakkan orang-orang di sekitarnya.
Tapi, bagaimana bisa anda mengerjakannya sendiri?
Sial, saya tak bisa tak peduli


Sial sungguh sial,
Perhatian saya benar-benar teralih
Dulu, mana mau saya benar-benar memikirkan bangsa ini?
Boro-boro berbuat,
Berpikir tentangnya saja saya ogah

Sial,
Waktu saya tercurah untuk memikirkan hal ini,
tercurah untuk mengerjakan hal itu
Tolong, saya mau menuntaskan tugas pribadi saya dulu
Tapi kepala saya tak berhenti memikirkan,
Apa lagi yang bisa saya perbuat?
Sial, saya tak bisa istirahat

Sial,
Saya bahkan tak dibayar
Tapi mengapa saya mau melakukan hal ini?
Ketika orang-orang berbangga hati menerima upah
karena suaranya dipakai membahana
Saya justru ditertawakan karena tak dijanjikan secuil rupiah pun
Sungguuuh siaal

Sial,
Hanya dia yang membuat saya mencintai negeri ini dengan segala kekurangannya
Dengan segala rancangan kekuatan untuk membangkitkannya kembali
Sial,
Saya tak bisa berhenti

Siaal,
Ini dunia yang saya hindari sejak dulu
Dimana saya selalu tutup mata dan telinga
Tapi mengapa kini hati saya terbuka?
Mengapa kini tangan turut serta?
Mengapa pikiran saya terus berbicara?

Siaal,
Saya benar-benar jatuh cinta
Saya merasa dihargai, punya makna, punya arti
Jatuh cinta, dengan segala ketulusan 
Tak lelah pun otak ini terpikir
Tak lelah pun badan saya ini hadir

Sial,
Kini saya harus bersusah payah memperjuangkan ini bersama anda,
Bersama teman-teman lain yang memiliki hati dan pikiran yang sama
Mungkinkah kita mengubah permainan, memenangkan perubahan?

Siaaal
Sungguh sial
Saya sungguh lelah urun angan
Maukah kalian sahabat,
ikut andil menyalakan lilin dalam kegelapan?


http://file.turuntangan.org/images/f74f1b2eaed21651547dbf01f8e724ddd927bb45bf195e9bbec5eed30a4426b5.jpg
Penasaran? Klik aja gambarnya ;)


PS:
Hey, sial,
saya paling tidak mau disebut tim sukses,
saya hanya mau berjuang bersama "seseorang" dan sahabat-sahabat lain yang memiliki visi misi sama untuk bangsa ini
kini, masyarakat Indonesia cerdas kawan,
silahkan cari tahu sendiri, silahkan bandingkan sendiri, silahkan analisa sendiri.
Jika tidak mampu berargumen sendiri, yuk mari kita berdiskusi ;)

Happy Birthday, Pak Anies!








Happy Birthday Pak Anies!
Semoga selalu menginspirasi, terima kasih untuk selalu berdedikasi~
By the way, saya nge-fans bangeet sama bapak! Heheheee~~


 Dapet feedback, so sweet sekali Pak Anies ini~~

Sunday, May 4, 2014

Jilbab dan Segala Alasan Saya untuk Menentangnya


Halo-halo
Ini postingan akibat mandek tugas akhir, daripada browsing ga jelas atau melakukan hal ga penting, mending nulis aja hhee

Mau share aja nih pengalaman saya berjilbab. Saya masih baru kok pakai jilbabnya, sekitar 2,5 tahun yang lalu. Perubahannya ekstrem, dulu suka pakai baju mini lucu-imut plus stockingnya, lalu Alhamdulillah baru sekitar 2 minggu nyobain pake jilbab dobel dan kemana-mana selalu pakai rok panjang~

Bagaimana caranya menetapkan hati buat istiqomah berjilbab?

Saya tahu, ada bermacam karangan alasan buat menunda pakai jilbab. Saya pun begitu. Alasan saya waktu itu ada beberapa. Pertama, saya kebanyakan browsing blog fashion. Saya yang minim dengan pengetahuan tentang agama pun mudah terbawa arus. Cobain pakai rok inilah, maunya pakai dress itulah, maunya beli bando anulah, dan semacamnya. Sedangkan di sekeliling saya, sudah banyak sahabat yang berjilbab. Yang paling nge-JLEB buat saya adalah:  
Saya mengetahui. Saya tahu hal itu WAJIB. 
Lantas saya selalu menutup mata dan telinga hanya untuk keegoisan diri saya yang belum dewasa. Sering saya bertanya kepada diri sendiri. "Mau sampai kapan pura-pura gak tahunya? Hayoo, mau besok? Tahun depan? Bagaimana jika nyawa kamu dicabut hari ini?"

Alasan kedua. Saya merasa saya gak cukup cantik untuk bisa pakai jilbab. Saya merasa lebih pede jika pakai bando, pakai poni, rambut tergerai, pakai legging dengan dress mini, lengannya diperlihatkan setengah. Duh lucunya, imutnya. Tapi, untuk apa?

Coba renungkan lagi, Lia. Kalau cantik, untuk dilihat siapa? Kaum adam biar mereka melirik? Kaum adam mana yang ingin dia melirikmu? Lalu untuk apa jika mereka melirikmu? Akankah mereka jatuh hati lalu menjadi pacarmu? Setelah jadi pacarmu apakah ia yang nantinya akan jadi suamimu? Apakah lelaki yang baik, yang nantinya akan jadi suamimu itu, lantas bisa luluh kepadamu hanya karena melihat fisikmu?  Kaum adam yang hanya melihat fisik, diakah yang ingin kau goda?
Tentunya, saya cukup benci laki-laki yang suka nge-judge dengan hanya melihat fisik. Apakah saya dengan murahnya (gratis bahkan) memperlihatkan fisik saya kepada laki-laki macam itu? 

Wanita itu mahal, sayang :)

"Yap, tidak ada keraguan lagi, yuk berjilbab Lia :)"

Habis itu mulailah saya berjilbab, jadwalnya baru seminggu sekali. Katanya gak papa, untuk permulaan. Saya jadi lebih menyukai saya yang pakai jilbab. Di sela-sela itu saya masih suka mix-match baju, lama-lama jadi gak sabar buat pakai jilbab lagi. Nah setelah pakai jilbab, ada satu kegalauan lagi:

"Dih, udah berjilbab jugaa masa kelakuannya masih kayak gitu?"

Masih bolong-bolong ibadahnya, masih suka ghibah, masih suka becanda kelewatan, masih suka blablabla yang intinya: bukan seperti itu kelakuan muslimah yang baik.
Waktu itu saya jadi agak parno. Apa saya harus jadi sok soleh? Apa kepribadian saya akan hilang jika saya berjilbab? Apa saya gak bisa melakukan kegilaan-kegilaan lain seperti ketika saya belum berjilbab dulu?
"Ayo coba, renungkan lagi yaa makna dibalik jilbab kamu, Lia"
Oh ternyata inilah kenikmatannya berjilbab, ia melindungimu dari perbuatan sia-sia. Banyak yang mengingatkanmu ketika kamu khilaf. Bukankah ridha Allah yang ingin kau kejar? Ini prosesnya, nikmati saja dulu. Kalau kata orang: 

Lebih baik dipaksa masuk syurga daripada dengan sukarela masuk neraka :)

Ohiya, saat masih nyobain berjilbab pun, perspektif saya tentang 'perempuan' dan 'cantik' jadi berubah. Saya, yang sama-sama perempuan pun ternyata mengalami pandangan lain tentang kata 'cantik' itu sendiri. Kalau kata orang: cantik itu relatif, tapi saya merasa, perempuan berjilbab kelihatannya jadi berkali lipat lebih cantik. Bagaimana bisa mereka tetap terlihat cantik tanpa membuka satu aurat pun? Sementara, yang dulu saya tahu, cantik=sexy, dengan membuka aurat seluas-luasnya tergantung seberapa banyak rasa malu mereka. Ini pandangan saya dari kacamata orang luar yaa, bukan karena saya perempuan dan berjilbab. Setelah itu, saya jadi super iri. Saya juga mau jadi cantik karena Allah.

Setelah itu, saya mulai pelan-pelan istiqomah berjilbab.

Ternyata, lebih berat ketika mempertahankannya daripada memulai. 

Serius, 'keep istiqomah' itu ga segampang ngucapinnya. Setelah kamu berjilbab, kamu menandai pribadi sebagai seorang muslim. Maka itu segala gerak-gerikmu di awasi."Ih, masa berjilbab gitu, masa udah pakai jilbab kelakuan gini." artinya, kamu menjadi cerminan dunia akan Islam itu sendiri. Jika kamu baik, orang-orang akan melihat Islam dengan pandangan yang baik juga. Jika perbuatanmu jelek, maka orang-orang akan nge-judge Islamnya jelek juga. Jadi lebih hati-hati, jaga sikap, sembari mengingatkan muslimah yang lain. Pakai jilbab jadi motivasi berbuat lebih baik di segala hal, loh.

Nah awalnya saya masih pakai baju seadanya kalau berjilbab. Adanya jeans, ya pakai aja. Adanya legging? Yauwess ndak papa. Tapi lama-lama sebenernya agak risih juga. Baru sadarnya ketika melihat orang lain memakai padanan baju yang saya rasa kurang cocok buat di jilbab-in. Ups, ternyata saya kayak gitu juga. Karena saya gak mau jadi muslimah KW-an, jadilah pelan-pelan lengkapin pakai rok. Tadinya pun iseng pakai rok panjang. Ternyata rasanya kayak princess gitu kalau pakai rok panjang, lucuu, cantik hehee. Diterusin deh koleksi roknya.

Setelah rok, baju pun ternyata berpengaruh. Sebenarnya saya suka pakai manset seadanya aja, yang artinya, baju saya ketat. "Tapi kan ditutupin jilbab sepanjang dada?" Yap, itu yang saya pikir juga tadinya. Tapi setelah (lagi-lagi) lihat orang lain yang mengenakan manset ketat, saya jadi sebel. "Kok itu orang ga ada yang lebih longgar bajunya, saya lihatnya kan gerah." Ups (lagi), saya merasa tertampar hhaa. Itu yang selama ini saya lakukan hehee... Yaa, jadi banyakin koleksi kemeja aja deh daripada kelihatannya begitu.. 

Setelah baju, saya jadi 'aware' lagi tentang satu hal. Balik lagi ke jilbab. Kan saya gak mau jadi muslimah KW-an, tapi kok rasa-rasanya ada yang kurang yaa.. Ternyataa jilbab bukan sembarang jilbab, ia harus tidak menerawang, menutupi dada, menutup aurat dengan sempurna. Saya biasanya pakai jilbab paris, satu helai, dilipat tengahnya, lalu dipakai. Saya sendiri suka ga sadar, tiba-tiba ada yang ingetin, "Tuh tengkuknya kelihatan, helai-helai rambutnya kelihatan, kunciran rambutnya kelihatan". Jadi, sebenarnya saya udah pakai jilbab apa belum yaa? Amalan jilbab saya yang kemarin-kemarin dihitung gak yaa? kan jilbab saya masih belum betul, masih kelihatan di sana-sini?

Yaa jadilah saya sekitar 2 minggu ini sibuk mix and match jilbab yang mulai saya dobelin. Ternyata hebohnya ga cuma pas awal pakai jilbab, saya mulai pakai jilbab dobel pun ada juga yang kaget hehee.. Yaa heboh dikit gak apalah yaa. Yang penting kita tahu, kita menuju kemana, dengan cara apa, niatnya apa. 

"Loh kok jilbabnya jadi makin ukhti-ukhti banget, ekstrim gitu?"

Yaaa, itu yang saya dulu pikir juga. Maunya pake jilbab aja, pakenya jilbab gaul, tapi gak mau kayak ukhti-ukhti banget yang nge gamis kemana-mana. Hiyaa~~, lagi-lagi, tergantung niatnya. Apa yang kita kejar? Hikmahnya, saya jadi respek ke 2 sisi: yang belum berjilbab tapi mau mencoba, dan yang proses menghijabkan dirinya sudah jauh dari saya. Mungkin mereka yang ngegamis dan jilbabnya terulur dulu seperti kita juga. Bertahap dari belum berjilbab, lalu yang penting pake jilbab, sampai bisa mengajak muslimah-muslimah yang lain ikutan pakai jilbab juga. Tentu itu perlu proses panjang dan ketetapan hati. Hebat dan salut banget buat yang sudah sampai tahap itu. Yang belum berjilbab, yuk sama-sama berjuang. Saya pun masih sangat jauh dari ibadah yang benar-benar betul. Sebenarnya postingan ini pun sebagai pengingat bagi saya di masa depan.

Jilbabnya sudah, memperbaiki jilbabnya masih proses, bagaimana dengan amalan lain? Ibadah wajibnya? Sunnahnya? Hapalannya? Akhlaknya? Akidahnya?

Proses perbaikan dirinya masih panjaaang. Jika dibandingkan dengan teman-teman yang lain, saya irii.. saya masih cupu.
Mudah-mudahan proses ini terus berlanjut, mudah-mudahan program untuk perbaikan dirinya bisa tetep istiqomah.

Begitulah cerita tentang jilbab saya, 
Intinya, yuk, mulai berjilbab sekarang.
Saya ajak temen-temen yang lain, karena saya sungguh sayang..
Saya sedikit demi sedikit merasakan manfaat jilbab.
Ibarat MLM, kalau barangnya bagus, pasti saranin yang lain untuk pakai
Proses perbaikan diri setelah mengenakan jilbab ternyata masiiiih panjang, sayang :)
Jika tidak dimulai, mau sampai kapan pura-pura menutup mata dan telinga?


Proses saya pakai jilbab ternyata saya dokumentasikan di blog ini hhee

1. Pertama kali cobain pake jilbab beserta reaksinya
2. My Hijab plus pic aja sih ini..
3. Finally, trying to keep istiqomah



Saturday, May 3, 2014

Ketika anak perempuannya jatuh cinta...

Jadi ingat, ketika kemarin nonton kajiannya Ust. FelixSiauw tentang keutamaan seorang wanita, ia bercerita, betapa wanita diistimewakan Allah dalam Islam. Wanita, selain ia adalah ujung tombak peradaban, dosa-dosa dari seorang wanita pun ditanggung oleh laki-laki yang paling dekat dengan dirinya: Ayahnya, saudara laki-lakinya, suaminya. Maka tak heran, jika seorang ayah, yang memiliki tanggungan akan anak perempuannya tak bisa dengan mudah menyerahkan tanggung jawab itu kepada 'orang lain' yang akan mendampingi anak perempuannya nanti. Betapa campur aduk perasaan seorang ayah untuk menyerahkan tongkat estafet tersebut jika anak perempuannya nanti memilih pria yang akan mendampinginya. Apakah pria ini akan mengimami anak perempuannya dengan baik, akankah pria ini akan mendidik anak perempuannya dengan kasih sayang yang sama, dan kekhawatiran lainnya. Baru sadar setelah nonton itu video, ternyata sebegitu beratkah bagi sang ayah untuk melepas gadis kecilnya? Sambil mencoba memahami, saya menemukan ini


"Nasihat dari sang Ayah untuk anak perempuannya yang sedang jatuh cinta"


“Anakku, saat kau jatuh cinta, kau tetap tak boleh pacaran. 
Biarkan kau tetap terbungkus rapi dan kulit lembutmu hanya boleh disentuh oleh suamimu. 
Ketahuilah bila kau jatuh cinta dengan seseorang, belum tentu itu jodohmu. 
Maka tetap mintalah kepada yang Maha Tahu untuk diberi jodoh terbaik bagimu. 

Ketahuilah, wanita yang hebat itu yang menyayangi anak-anaknya dan itu dibuktikan dengan mencarikan ayah yg tepat buat anaknya. Ayahmu ini berharap, kau termasuk di dalamnya. 
Anakku, apa yg kau harapkan belum tentu kau dapatkan. 
Ingatlah rencana Allah adalah rencana terbaik dibandingkan rencana terbaik seluruh penduduk bumi sekalipun.

Agar kau diberi “pangeran” terbaik, tugasmu hanya memantaskan diri dan minta kepada Allah. 
Semakin kau sering mengadu dan dekat kepada Allah maka Dia akan
mengirimkan “pangeran” terbaik untukmu. 

Jangan ragu, Dialah yang Maha Tahu jodoh terbaikmu. Bila sebelum Subuh kau selalu menangis kepada-Nya, tak mungkin Dia tega memberi “pangeran” yang tak bermutu kepadamu.
 

Walau kau jatuh cinta, jangan serahkan hatimu kepada lelaki itu, karena boleh jadi menurut Allah dia bukan “pangeranmu”.
Tetaplah serahkan hatimu kepada Allah dan setelah Allah kirim “pangeran” kepadamu, baru serahkan hatimu kepada “pangeran” itu. 
Air matamu di hadapan Allah dan kesabaranmulah yang membuat Allah mengirimkan “pangeran” terbaik untukmu.

Bukti bahwa kau wanita hebat, kau tetap lebih sering mengingat Allah dibandingkan lelaki yang kau jatuh cintai. Bila Allah yang dihatimu, Dia akan kirimkan “pangeran” original kepadamu. Namun bila kau menjauh, Allah akan kirim pangeran KW-3 bahkan mungkin KW-10 kepadamu. Dan itu akan menyiksa hidupmu dan berkuranglah rasa banggaku kepadamu.

Anakku, lelaki yang cocok buat anak-anakmu adalah yang berani datang menemui ayahmu untuk melamarmu dan bukan yang pandai memainkan perasaanmu. 
Percuma bila ada lelaki yang kau cintai tetapi dia tak punya nyali bertemu dengan ayahmu.
Saat ini ayahmu hanya bisa berdoa agar Allah mengirimkan “pangeran” terbaik untukmu. Dan semoga yang dikirim oleh Allah adalah lelaki yang telah membuat kau jatuh cinta.

Terakhir, Ingatlah selalu kebiasaan di keluarga kita: Allah dulu, Allah lagi dan Allah terus. Semoga kau menjadi kekasih Allah sehingga kau dikirimi kekasih terbaik menurut Allah dan juga menurutmu. Anakku, bapak percaya padamu dan sepenuh hati mencintaimu…”
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...