Sunday, March 30, 2014

Studio Tugas Akhir(at)



Hawa-hawa semester akhir kuliah sudah semakin terasa sepertinya. Saya, yang ambil tugas akhir pun mulai ngerasa insecure bagaimana semester ini bakal berjalan. Apakah bakal menyenangkan? Bakal nyebelin? Bakal bikin mumet dan gila seperti studio perancangan semester-semester sebelumnya? Mau curhat ah tentang si tugas akhir(at) ini.

"Lo gak jadi ambil skripsi?"

Yayayaa... saya orangnya memang suka plinplan. Besok ngomong begini, besoknya berpikir begitu. Begitu pun dengan keputusan-keputusan krusial macem semester akhir ini. Jurusan saya, arsitektur interior, memperbolehkan kita untuk memilih, mau ambil skripsi atau tugas akhir. Memang apa bedanya?

Skripsi, yaa kajian tertulis. Kita mengambil suatu topik untuk di kaji secara literatur, dituangkan dalam sistematika penulisan karya tulis ilmiah. Belum se expert penelitian tapi lebih ribet dari PKM atau lomba-lomba bikin paper

"Kalau TA?"

Hemm... sederhananya, merancang lagi. Tapi setiap rancangan yang kita buat kali ini berlandaskan kajian teori juga. Jadi, TA juga banyak studi literatur, juga menulis. Nanti rancangan yang kita bikin juga dibuat hasil laporan tertulisnya kok, tapi plus plus presentasi konsep, gambar kerja dan model.

"Ribetan TA dong?"

Hemm... saya gak bisa bilang mana yang lebih ribet, mana yang lebih susah. Tiap pilihan ada resikonya, ada lebih dan kurangnya. Tapi bobot sks sih lebih besar TA, yaitu 11. Sedangkan skripsi 8 sks. Kalau TA kita dicek di studio setiap hari (bahkan lembur nginep di kampus). Kalau skripsi, minimal seminggu sekali dateng ngampuslah buat bimbingan. 

"Terus kenapa pilih TA???"

Hohohoo...
Pertanyaan ini sebenernya lama-lama jadi agak nyebelin buat saya yang ambil keputusan last minute. Saya pilih TA soalnya saya mau tahu, saya benar-benar berkompeten ga sih di bidang ini? Apakah saya sudah sadar akan ciri khas saya? Apa bidang ini yang benar-benar mau saya tekuni di kemudian hari? Buat saya yang kurang puas dengan nilai di perancangan terakhir, bisa jadi TA adalah ajang balas dendam saya yang waktu itu kurang abis-abisan ngabisin PAI-5. Bisa jadi TA ini titik balik dan belok saya. Bisa jadi TA ini jalan tol menuju ke mimpi saya selanjutnya. Saya pikir, mau nanti saya berhasil atau gagal di TA, gak ada ruginya kok. Soalnya banyak banget pelajaran yang bisa diambil. Yang saya tidak mau, saya lulus asal-asalan. Asal ikutan arus "keluar dulu baru tentukan nanti abis lulus". Pokoknya dengan segala resiko dan keputusan menyenangkan yang saya ambil sendiri, saya mau semester terakhir saya SERU! 
...dan saya rasa, sampai pertengahan semester terakhir ini, keseruan demi keseruan bakal terus berlanjut...











Saya punya asisten buat ngelemin maket loh~



Sunday, March 23, 2014

Ssstt... Ini Rahasia

Sini, sini, aku beritahu sesuatu padamu
Dekatkan telingamu agar kamu bisa mendengarku
Ssstt... Jangan bilang-bilang yaa

Aku terlalu banyak menyimpan rahasia
Kamu jangan bilang-bilang yaa

Aku tahu sesuatu dibalik kasih sayang orangtuaku dan harmonisnya keluargaku
Kamu jangan bilang-bilang yaa

Aku tahu sesuatu dibalik kepercayaan orang-orang kepadaku
Kamu jangan bilang-bilang yaa

Aku tahu sesuatu dibalik serunya persahabatan teman-teman terbaikku,
Ssstt.. kamu tetap diam yaa

Aku tahu ada sesuatu dibalik sifat manis dan periangku, ada aku yang lain, sama sekali lain
Kamu kaget? Tolong jangan bilang-bilang yaa

Aku tahu, semua ini harus tetap jadi rahasia,
supaya hidup ini terus berjalan menyenangkan, meskipun menyimpan banyak misteri
Iya, jadi tolong kamu diam-diam saja yaa

Tapi, ada satu rahasia lagi,
Tadinya aku memutuskan hanya aku dan Tuhan yang boleh tahu
Sayangnya, kamu terlibat banyak di rahasia ini
Sini, sini, mendekat, aku beritahu...

........

sstt....
Tolong,
tolong,
Ini,
Jadi rahasia kita bertiga yaa..
Kamu,
Jangan bilang siapa-siapa yaa



*inspired by IU-Everybody Has Secret

Tuesday, March 18, 2014

I'll see you...

I like to wake up late
This is the only way I can meet you
I can take you anywhere
No matter how cold it is; with the two of us, it will be warm

The bright green leaves
The dazzling sunshine
Walking down the street holding hands with you
I’ll see you in my dream

As far as the scent of wind blowing
Lightly carried by the afternoon air
Under the shade of the clouds, with eyes closed
I’ll see you in my dream

The bright green leaves
The dazzling sunshine
Walking down the street holding hands with you
I’ll see you in my dream

The bright green leaves
The dazzling sunshine
Walking down the street holding hands with you
I’ll see you in my dream

As far as the scent of wind blowing
Lightly carried by the afternoon air
Under the shade of the clouds, with eyes closed
I’ll see you in my dream
See you in my....


Kapsul Manusia dan Mimpi



Seperti hari-hari sebelumnya, aku sudah bertekad tak akan membuka mataku hari ini. Aku harus mengurus tokoku dulu. Lagi-lagi aku hanya bertengkar dengan MicroSus, avatar pelayan imut yang aku pekerjakan sejak 2 tahun yang lalu. Aku kesal dengannya yang tidak becus melayani pelanggan-pelangganku. Otakku sudah lelah mengoperasikannya. Jangan-jangan ia mulai rusak. Maklum, aku hanya pengelola sebuah toko kecil dalam CyberShop Junction di sebuah aplikasi maya. Aku sendiri harus menghidupi diri meskipun tidak bisa keluar dari kapsul ini. Tidak seperti  manusia di belahan timur bumi yang masih kuat menghirup udara di luar kapsul, manusia di belahan barat sepertiku sudah banyak yang hampir sama sekali tidak pernah lagi menginjakkan kaki di bumi. Aku sendiri sudah 22 tahun aku melewati masa hidup dalam kapsul ini, seumur hidupku berarti. Kapsul yang menopang kebutuhan hidupku, terletak di rak 3045 blok AZ, no 45. Kapsul ini telah tumbuh bersamaku sejak nyawa ditiupkan padaku. Seperti manusia lainnya, aku lebih senang main dalam dunia maya dan tak tertarik sama sekali untuk menghirup bumi yang kotor. Aku memang tidak pernah keluar, aku menyukai dunia dibalik kapsulku ini. Pernah aku penasaran dengan dunia luar karena terlalu banyak menonton film sejarah. Terkadang aku mencoba tidak sibuk dengan dunia maya. Aku membuka mataku seharian, memperhatikan kapsul-kapsul lain yang berjejer di segala sisi. Berbeda dengan dunia maya yang kubuat warna-warni di dalam kapsul, dunia di luar kapsulku terasa hening. Aku memang tidak bisa mendengar dengan jelas apa yang ada di luar sana. Namun rak-rak kapsul yang menjulang tinggi, gelembung udara dalam kapsul yang berwarna biru muda dan siluet seseorang yang berada di dalamnya menjadikan suasana diluar terasa menakutkan. Di dunia dalam kapsul ini, aku memiliki banyak teman. Yaa, meskipun hanya dalam dunia maya. Aku tidak bisa membayangkan orang seperti apa yang akan aku temui kalau aku keluar dari kapsul ini. Aku juga tidak bisa membayangkan, orang seperti apa yang demi dia, aku rela meninggalkan kapsulku.
“Apa rasanya ya, meninggalkan kapsul ini?”
Sesekali aku bergumam saat aku terbangun setelah kembali dari menjelajah cerita-cerita dari masa lalu yang kuunggah dalam kapsul. Ternyata manusia jaman dulu memiliki tubuh yang besar. Sedangkan aku, sejak lahir dalam tabung, memiliki otot yang lemah serta tulang yang lunak. Kulit pucat yang sensitif dan rentan radiasi matahari menjadikan tubuhku sangat tergantung kepada kapsul ini. Bukan cuma aku, rata-rata manusia jaman sekarang lahir begitu. Maka itu kapsul kami dipenuhi cairan agar gravitasi tidak memberatkan otot. Beragam selang pun masuk ke dalamnya. Ada yang terhubung ke pernapasan, kerongkongan, dan saluran pembuangan. Bahkan di saat tertentu, kami juga harus menyumbangkan sel telur dan sperma agar dapat diproses menjadi manusia baru yang dikelola mesin dalam sebuah tabung. Selanjutnya, kami tumbuh dalam kapsul yang juga dapat membesar seiring berjalannya waktu. Kapsul juga dilengkapi layar 360o.. jadi, tanpa keluar kapsul pun aku tetap dapat merasakan otot tangan dan kakiku berjalan dalam dunia maya.
Tidak melulu aku berada di rak, sebenarnya. Aku juga pernah kok berkeliling blok. Dengan rute yang telah ditentukan, aku hanya pernah sesekali membetulkan kapsul, mengganti beberapa part. Sesekali, kapsul memang perlu diganti. Beberapa kali aku tertarik dengan beragam kapsul keluaran terbaru. Katanya banyak aplikasi terbaru yang dihadirkan dalam kapsul itu. Teman-temanku di dunia maya juga banyak yang sudah beralih. Mereka tertarik, karena salah satu aplikasi yang katanya seru.
 “Seru apanya?” tanyaku penasaran
“Kapsul ini bisa menghubungkanmu dengan dunia nyata, maya dan mimpi” Kata temanku
Ah, ya. Di dunia maya, kamu bisa mengendalikan dirimu. Tapi untuk dunia mimpi, hal itu sama sekali berbeda. Kita tak bisa memegang peranan apapun. Apa yang muncul dalam dunia mimpi tidak dapat kita perkirakan.
“Jadi, kamu bisa mengunjungi mimpi orang lain seperti kamu mengunjungi dunia maya? Kamu bisa mengajak siapapun yang muncul dalam mimpimu untuk berkenalan? Siapa yang muncul dalam mimpimu, bisa kamu ketahui usernamenya?” tanyaku lebih lanjut.
Dalam dunia maya ini, ada banyak pintu-pintu yang bisa kau kunjungi, ada yang tidak. Bisa terjadi demikian karena kualitas kapsul setiap orang berbeda-beda. Haruskah aku membeli kapsul yang baru agar pintu menuju dunia mimpi bisa aku buka? Sebenarnya aku sangat penasaran, karena belakangan ini ada yang masuk ke mimpiku berkali-kali. Tidak pernah aku lihat wajahnya sebelumnya. Biasanya, aku bermimpi tentang ruang kosong yang hening, atau terlampau meriah tergantung suasana hatiku. Biasanya, aku sendirian dalam mimpiku. Namun kali ini, dia lagi, dia lagi yang muncul. Karena berada dalam mimpi, aku tak bisa berbuat apapun sesuai kehendak hati. Bertanya siapa dia pun percuma. Apa dia juga menggunakan aplikasi dari kapsul terbaru? Bukankah lancang jika dia masuk mimpiku tanpa ijin? Tapi dia juga hanya memperhatikan, tak berbuat sesuatu pun.
Sepenasaran itu kah aku? Akhirnya hari ini aku memutuskan untuk berganti kapsul. Dengan men-setting rute menuju tempat biasa aku berganti onderdil, aku melihat kembali perjalanan yang dingin. Aku agak menikmati perjalanan kali ini, membayangkan akan bertemu dia yang ada dalam mimpi jika aku berganti kapsul. Kali ini, sembari diseret oleh rel magnetik, aku atur kapsulku berjalan lambat. Sambil memperhatikan satu persatu manusia di dalam rak-rak kapsul yang aku lewati, muka-muka dingin terlihat tidur dengan pulas, berbagai rupa, beragam bentuk.
 “Apakah dia? Apakah dia? Apakah dia yang masuk ke dalam mimpiku?”
Sampai di bengkel kapsul. Beberapa kali aku kesini namun baru kali ini aku harus keluar dari kapsul kesayanganku. Aku sangat takut jika nanti aku terpaksa harus menghirup udara bumi meskipun hanya sebentar. Ternyata aku tidak harus mengalami hal itu. Kap penutup bagian atas kapsul memang dibuka, lalu ada semacam tabung berisi cairan baru yang menjemput tubuhku ke atas. Lalu rel magnet yang membawa kapsulku berpindah, mensejajarkan kapsulku yang lama dan yang baru. Setelah pemindahan data antar kapsul selesai, aku kembali diturunkan. Tiba-tiba saja, aku sudah berada dalam kapsul baru.
“Welcome to the MagCocoon vers 4.5”
Kapsul baru ini tidak begitu kelihatan berbeda jika dilihat dari bentuknya. Cairan di dalamnya masih dingin dan berwarna biru. Hanya saja terlihat beberapa selang tambahan dan tombol baru. Satu kabel yang baru kullihat membuatku penasaran. Bentuknya berujung di bentuk membulat. Ada sedikit aliran setrum saat aku tempelkan di tangan. Di ujungnya yang membulat itu, terdapat tulisan DreamVisit vers 2.3. Mungkin ini aplikasi yang menghubungkan dunia mimpi. Lantas aku tempelkan benda itu di kepala dekat tengkuk belakang. Seketika aku berada di dimensi lain.
Dimensi lain ini agak berbeda memang. Aku memasuki pintunya yang besar. Lalu disambut oleh sebuah lobi luas, berwarna-warni, agak memutar, tinggi hingga membuat lubang ke atas. Di depannya, meja resepsionis menunggu.
“Ada yang bisa saya bantu?” Tanya wanita rapi yang duduk di meja itu.
“Apa benar ini aplikasi DreamVisit vers 2.3?” tanyaku penasaran, karena dimensi ini muncul setelah aku menempelkan kabel itu kebelakang tengkukku
“Iya benar, silakan silakan sign up terlebih dahulu”
“Apa yang tepatnya bisa saya lakukan disini? Apa benar saya bisa mengunjungi mimpi orang lain? Bisakah saya login ke mimpi saya sendiri?”
“Anda bisa mengunjungi sesuka hati anda. Bisa mimpi sendiri, mimpi orang yang anda benci lalu membuat keonaran di sana, atau mimpi kekasih anda untuk membuat kejutan. Kami tidak menganjurkan anda berada di dalam mimpi siapapun itu lebih dari 1 hari.”
“Mengapa tidak boleh lebih lama?”
“Karena akan membuat anda kecanduan. Bisa menyulitkan anda bertemu kembali dengan dunia nyata dan dunia maya. Anda bisa tersesat dan kehilangan diri anda. Untuk saat ini, belum ditemukan sistem yang bisa mengantisipasi hal tersebut.”
Aku tetap penasaran siapa orang yang berada di dalam mimpiku.
“Anda ingin signup?” Tanya wanita itu.
Tentu saja aku langsung menyerahkan chip dataku kepadanya. Aku diberikan kode visit untuk masuk mimpiku. Setelah itu, aku dituntun ke sebuah lorong panjang yang di kiri dan kanannya berisi tabung kaca buram sebesar ukuran satu manusia. Nomor tabung sektor 43 blok AR, akhirnya ketemu juga. Berdebar-debar, aku masukan kode visit, melangkah ke dalamnya, lalu kaca putih buram yang ada di sekelilingku tiba-tiba berubah warna. Aku masuk ke dunia mimpiku lewat aplikasi dalam dunia maya.
Orang itu sudah datang lebih dulu.
Seperti candu. Besoknya, besoknya, dan besoknya. Hampir setiap hari aku ke sana. Orang itu belum aku tahu namanya. Belum aku tahu siapa dia. Tapi rasa penasaran bercampur antusias ternyata menimbulkan rasa senang yang agak aneh.  Aku menikmati saat-saat aku buntuti ia, melihat malu-malu saat ia membalikkan badannya yang dibalut kemeja lengan panjang. Berdebar saat mendengar suara langkah kakinya dan melihat tungkai panjangnya berjalan. Untuk apa ia datang ke sini? Tersesatkah? Siapa dia? Seperti apa ia di dunia nyata?
Kamu yang datang ke dalam mimpiku. Sepertinya akhir-akhir ini kamu sering berkunjung ya. Kebetulankah? Atau aku saja yang sering memperhatikanmu? Ya, di dalam kapsul ini aku jadi sering mengunjungi DreamVisit hanya untuk melihatmu. Tentu saja aku tidak mau mengakuinya. Kamu yang sering berkunjung ke ruang maya ini sungguh memberiku semangat. Kamu tahu, sejak lahir tidak pernah aku segembira ini. Aku yang sering berada dalam kapsul kecil ini hampir tak pernah keluar melihat dunia. Malas saja, di luar sana katanya sungguh kejam. Manusia lemah sepertiku katanya tidak akan tahan menghadapi kejamnya iklim yang kian berubah ganas. Namun, aku jadi sering berpikir. Bertemu denganmu, saling bertatap mata, akankah mengubah pandanganku tentang kerasnya dunia?”
Akhirnya, setelah beberapa kali memergokimu muncul di DreamVisit vers 2.3 kita bisa berkenalan. Agak lucu kalau dibilang berkenalan, karena kamu tidak menyebut namamu. Tidak apa, karena sebetulnya aku pun tidak berani mengajakmu ngobrol duluan. Meskipun hanya berjalan-jalan dalam dunia tak kasat mata ini, aku senang karena bisa mengenalmu lebih jauh. Aku baru tahu, ternyata dunia yang kamu tunjukkan lebih indah. Aku baru tahu, kalau bunga itu pada jaman dulu bermacam-macam bentuknya. Aku baru tahu, ada makhluk lucu bernama rusa dan marmut. Aku baru tahu, rasanya berlari hingga kita tertawa terpingkal-pingkal. Rasanya aku jadi sulit memisahkan antara dunia maya dan dunia mimpi. Akankah kamu akan lebih sering datang mengunjungi “home”ku?
Kamu, yang selalu menemaniku dalam aplikasi ini, akhirnya aku tahu sedikit mengenai dirimu. Ternyata benar dugaanku, kamu tersesat. Dunia mimpi ini memang seperti paralel yang tak tahu ujung dan akhir. Apakah kamu lebih senang menghadapi khayalan dibanding dunia nyata? Aku juga, karenamu jadi lebih suka berada di sini. Tapi tak apa-apakah jika kita terus berada di sini? Aku tidak bisa hidup jika benar tersesat nanti. Apakah kamu butuh pertolongan? Haruskah aku mengeluarkanmu dari sini?
Secara berkala aku bisa keluar masuk aplikasi ini. Mengapa kamu tidak bisa? Kehilangan chip, katamu. Berarti harus di carikah? Berapa no datamu? Biar aku carikan.
Terlalu lama berada di dunia mimpi membuat ia kehilangan dirinya, katanya. Ia tak tahu siapa namanya. Bahkan nomor micro chip nya yang sangat penting pun tak ia ingat. Tapi, ia beritahu mengapa ia selalu berada di dunia mimpi ini. Ia bilang, ia tak kuat menghadapi kehidupannya yang nyata.
Karena sakit hati, katanya.
Dirimu yang tersesat, haruskah aku bantu?
Adakah cara lain membangunkannya?
“Kunjungi kapsulnya dan cabut kabel yang ada di tengkuknya. Hal itu akan membangunkan ia. Saya harap anda segera menolongnya. Terlalu lama kabel itu berada di tengkuknya akan membunuhnya” Kata wanita resepsionis itu.
Bagaimana aku mengetahuinya? Mencabut kabel berarti aku harus menemukan kapsulnya terlebih dahulu. Aku takut ia akan mati. Baru kali ini aku merasakan perasaan aneh, bahkan aku sanggup mencari ke beribu-ribu rak hanya untuk menyusuri siapa pemilik tubuh dalam mimpiku itu. Kapsulku aku atur lambat-lambat, ku perhatikan satu persatu wajah tidur manusia di dalamnya. Besar, kecil, tua, muda, cantik, tidak memiliki batang hidung, mulut yang terbelah, baru kali ini aku benar-benar memperhatikan spesiesku sendiri di dunia nyata.
“Mana ia? Mana ia? Di manakah ia?”
Semakin lama, aku percepat laju kapsulku. Semakin lama aku semakin pintar membaca wajah. Semakin cepat, semakin cepat, semakin cepat. Tolong, jangan sampai ia mati karena terlalu lama dalam dunia mimpi. Semakin lama aku hanya melihat sekelebat-sekelebat cahaya. Semakin lama, kecepatanku tak terkendali.
Semakin lama, semakin lama, semakin lama...
Semakin cepat, semakin cepat, cepat, cepat...
BRAAAAK!!!
Kapsulku menabrak tanpa ampun ke salah satu kapsul yang lain. Selubungnya dan selubungku sama-sama pecah. Kaget dan baru menyadari apa yang terjadi, aku pandangi wajah sang pemilik kapsul yang aku tabrak.
Dia
Tak salah lagi
Kapsul kami tersangkut satu sama lain. Cairan gel di dalamnya sedikit demi sedikit luruh ke bawah. Kaki dan tanganku mulai berat untuk bergerak. Aku sempatkan tubuhku menyebrang ke kapsulnya, meraih tubuhnya dan berusaha mencabut sesuatu yang berada di tengkuknya
Hangat.
Baru kali ini aku merasakan hangatnya tubuh manusia lain. Aku selama ini yang sangat takut keluar kapsulku, tiba-tiba jadi merasa sangat terlindung. Pelan-pelan ia membuka matanya. Bangun dari mimpi panjangnya di mana ia tersesat. Menyadari aku, orang yang dia ingat, matanya hampir terbelalak tak percaya. Lambat laun ia melihat kapsul kami yang terpaut karena bertabrakan. Cairan gel yang semakin lama semakin sedikit, hangat tubuhnya, membuat aku damai sejenak.
“Akankah pertemuan ini kita lanjutkan di dunia mimpi?”
“Aku rasa, setelah ini kita akan berada di dunia mimpi selamanya”



-cerita ini salah satu berkah dari deadline tugas akhir, maaf kalo banyak kurangnyaa~

Monday, March 17, 2014

Nikmat~

Tahukah kamu,
saya kembali diingatkan kembali oleh Al-Quran maghrib tadi,
satu kenikmatan yang tanpanya saya tidak tahu akan jadi apa,
satu kenikmatan yang bahkan saya dapatkan sejak saya lahir,
kenikmatan yang tanpanya mungkin saya hilang arah
kenikmatan yang saya janji tidak akan saya khianati hingga akhir hidup saya


Sebaik-baiknya nikmat, adalah nikmat Islam,
Dilahirkan dalam keluarga muslim,
lalu mendengar adzan yang dikumandangkan ayah
Tanpa nikmat ini sejak saya lahir,
mungkin saya tidak bisa membedakan yang benar atau salah
mungkin saya hanya menerima saja hidup dan agama yang keluarga saya berikan

Untungnya, untungnya, untungnya,
Saya berada dalam Islam,
Saya lahir sebagai muslim.
Tanpa nikmat Islam ini,
mungkin saya tidak bisa mensyukuri nikmatNya yang lain

Tahukah kamu,
beruntunglah kamu yang berada dalam Islam
Allah menurunkan sebaik-baiknya manusia ke bumi,
yaitu orang-orang yang tahu mana yang benar dan salah
orang-orang yang memiliki AlQuran sebagai petunjuk hidup mereka
orang-orang yang memiliki Rasulullah sebagai teladan mereka
agar mereka dapat menyebarkan kebaikan ke seluruh manusia
Allah menurunkan sebaik-baiknya manusia
yaitu, kamu, wahai orang-orang yang berada dalam Islam.

Tanggung jawab kita pun demikian berat,
menyebarkan kebaikan kepada seluruh manusia

Sudahkah kita sebaik-baiknya menjalankan tugas kita di bumi?

ATAP JAKARTA

Sudah 3 kali ikutan event ini~ 
Buat yang belum tahu, Atap Jakarta adalah project dari House Vision yang pertama kali diadakan di Jepang. Mereka ingin meneliti tentang bagaimana rumah berkaitan dengan penghuninya, yang tentu saja sangat kontekstual. Untuk penelitiannya sendiri memakan waktu 3 tahun (atau 5 tahun ya? lupa haha) lalu arsitek-arsitek terpilih membuat rancangan rumah yang menurutnya paling baik untuk masyarakat sekitar. Di Jepang, pameran final prototype nya sudah berlangsung tahun 2013 lalu.
Nah, setelah sukses hadir di Jepang, kini House Vision ingin membawa Jakarta yang unik sebagai 'kampung' yang besar, sebagai bahan penelitian mereka bersama arsitek-arsitek Indonesia. Bagaimana rumah yang dapat mewadahi masyarakat Jakarta bertahun-tahun mendatang? Bagaimana Jakarta merespon kebutuhan tempat tinggal warganya? Perilaku warga Jakarta yang seperti apa yang mempengaruhi desain rumah di masa mendatang?

Saya sendiri baru pernah dateng yang seri "Renovation" dan "Interior-Exterior". Sistem seminar seriesnya juga selalu update sebulan dua kali. Biasanya seri A semacam pembekalan, seri B ada diskusi panelis. Untuk seri "Renovation", mereka menjelaskan bahwa intinya renovasi menambah jiwa baru pada sebuah arsitektur namun tetap dapat merasakan jiwa lamanya. Jiwa lama tidak dapat dihilangkan, karena jika hilang, maka bukan renovasi, tapi membangun dari awal. Jejak-jejak jiwa yang lama dari suatu bangunan akan lebih baik jika tetap dapat di 'trace' ulang dari penampakan barunya. Sebenarnya hal ini sama dengan tema studio Perancangan Arsitektur Interior 5, yaitu "adaptive reuse". Waktu studio, malah bangunan yang digunakan adalah bangunan tua cagar budaya dengan kategori A. Tentunya susah kalau mau di apa-apain sesuka hati.
Setiap seri juga ada kuesioner yang harus diisi. Untuk seri ini, intinya jika kita akan merenovasi rumah, hal apa yang akan kita ubah, hal seperti apa yang mendorong kita untuk merenovasi rumah, dan lainnya~

Nah seri yang terbaru, "Interior-Exterior" diadakan bukan sebagai seminar biasa. Kalau biasanya seminar hanya sekitar 30 kursi terisi, yang ini satu cinema Blitz Megaplex penuuh~ kenapaa? Soalnya kali ini House Vision mengundang SOU FUJIMOTO, starchitect internasional yang berasal dari Jepang. Sou Fujimoto ini terkenal karena house NA, Cloud Pavilion di Serpentine Gallery, dan Apartemen "Artificial Tree" nya. Selain Sou Fujimoto, ada Kei Minohara sebagai sang master urban planning di Jepang dan Adi Purnomo untuk arsitek lokalnya. Mereka memberikan pandangan yang berbeda-beda tentang apa yang mereka sebut dengan interior-exterior.

Kei Minohara, Sou Fujimoto, Adi Purnomo


Untuk Kei Minohara-san, gomen nee saya gak terlalu simak apa yang beliau bicarakan. Tapi dari 129 slide photo yang dia tunjukkan, saya ngerti kok kalau dia berbicara tentang sejarah urban planning di Jepang. Dari yang "rural environment" nya dia perlihatkan, sampai bagaimana lahan tersebut berbentuk grid-grid hunian, dari yang cuma 2 story sampai apartmen yang tinggi. Saya sebenernya ga terlalu paham tentang urban planning. Dia juga cerita, ada beberapa kali sebuah kawasan harus di hancurkan demi membentuk lingkungan yang lebih baik. Sudah dibangun, ternyata berdampak kurang baik ke lingkungan, lalu benar-benar dilebur untuk di bangun kawasan yang lebih baik lagi. Kenapa ga renovasi aja ya? Pertanyaan ini mungkin sudah ada jawabannya saat itu, tapi saya ga dengerin. Sejujurnya saya agak mengantuk karena harus mendongak ke layar besar (saya duduk di row R, ketiga dari bawah).

 Presentasi kedua yaitu dari Adi Purnomo, arsitek Indonesia. Sangat menarik apa yang dia bicarakan tentang pendekatan desainnya dan pandangannya mengenai interior-eksterior. Karena House Vision ngomongin rumah, maka Adi Purnomo pun ngomongin tentang rumah yang ia bangun, dengan pendekatan cahaya. Ia berkata, bahwa interior dan eksterior adalah relatif dan sangat tergantung dengan skala. Mungkin kalau di studio TA kita sering ngomongin tentang interioritas, paham dari Adi Purnomo mirip dengan teori itu. Ia menjelaskan pemahamannya dengan beberapa kata kunci. Relation-Reason, Reaction-Mutation, Feeling Outside-Inside, Nature-Surrender, Immateriality-Materiality. Dalam beberapa projeknya, ia berusaha untuk membaurkan apa yang ada di nature, untuk ditarik ke 'dalam'. Maka muncullah beragam eksperimennya tentang lingkungan, tanaman, debu, cahaya, material, dan sebagainya. 

Presentasi terakhir tentu saja disediakan khusus untuk Sou Fujimoto-san. Ternyata ia masih kelihatan muda, mungkin kalau ga di kepo (alias sekali lihat), umurnya sekitar 40an lebih dikit. Kali ini ia banyak memberi pandangan baru kepada saya tentang apa yang dia terapkan dengan teori interior-exterior. Dalam teori ini, jika tadi Adi Purnomo seperti menarik nature ke 'dalam', maka Sou Fujimoto justru memburamkan apa yang menjadi batasan di antara keduanya. Contoh paling nyatanya di Serpentine Pavilion, ia membuat seperti instalasi dari grid-grid yang menjulang ke atas. Dari luar, grid-grid ini seperti tembus pandang, tapi sebenarnya kita bisa melakukan beragam hal disana. Kita bisa menaiki tangganya untuk sekedar duduk dan mengobrol, bermain kejar-kejaran di bawah strukturnya atau sekedar 'berteduh'. Kita tidak bisa mendefinisikan yang mana yang dalam, yang mana yang luar. Untuk House Vision Jepang, ia menggunakan metode seperti di House N, yaitu box in a box. Dari luar seperti telah berada di dalam, padahal jika di dalam, masih terdapat layer untuk masuk ke dalam lagi. Yah, begitulah. 
Pesan terakhir Sou Fujimoto yang keren banget, kira-kira begini:
Kekayaan hidup adalah ketika kita bisa menikmati hidup bersama alam, bersama iklim, bersama segalanya, tanpa menghilangkan mereka. Arsitektur dapat dinikmati jika kita bisa mengaitkan alam manusia~
(Hemmm ya yaa saya lagi bengong waktu dia bilang begitu jadi cuma beberapa kata aja yang saya tulis)

Daaan 125ribu saya habis untuk bisa duduk dan coret-coret bego begini (eh saya masih utang deng)

(dari kiri atas: hasil coret bego saya, Bobskichi, Ochinoh. Wooi bapaknya lagi ngomong tuuh)

Wednesday, March 12, 2014

Perempuan yang Baik...

Ayo..
Terus berusaha memperbaiki diri..
Perbaiki diri...
Perbaiki diri...

Jika engkau ingin memiliki yang terbaik,
maka teruslah berusaha untuk menjadi yang terbaik

Jika engkau terus berpikir tentang hati
Maka mintalah kepada Yang Maha Pembolak-balik Hati

Jika engkau tak sanggup menahan rasa
Maka kembalikanlah kepada Sang Pemilik Rasa

Jika ia memang bukan untukmu
Percayalah Ia memiliki pengganti yang terbaik bagimu

Seberapa pun mustahilnya
Seberapa pun sulitnya
Apa sih yang tidak mungkin?
Ingatkah kamu, Ia Maha Pencipta Segala?

Seperti yang engkau pernah bilang...

"Perempuan yang baik untuk laki-laki baik,
Laki-laki yang baik untuk perempuan yang baik"
(QS An-Noor ayat 26)

Sudah cukupkah kita bercermin?
Sudah sebaik apa diri ini belajar?
Sudah seberapa jauh ketertinggalan yang harus kita kejar?




Sunday, March 9, 2014

I'm not in love

I'm not in love
So don't forget it
It's just a silly phase I'm going through
And just because
I call you up
Don't get me wrong, don't think you've got it made
I'm not in love, no no, it's because..

I like to see you
But then again
That doesn't mean you mean that much to me
So if I call you
Don't make a fuss
Don't tell your friends about the two of us
I'm not in love, no no, it's because..

I keep your picture
Upon the wall
It hides a nasty stain that's lying there
So don't you ask me
To give it back
I know you know it doesn't mean that much to me
I'm not in love, no no, it's because..

Ooh you'll wait a long time for me
Ooh you'll wait a long time
Ooh you'll wait a long time for me
Ooh you'll wait a long time

I'm not in love
So don't forget it
It's just a silly phase I'm going through
And just because I call you up
Don't get me wrong, don't think you've got it made
I'm not in love
I'm not in love


Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...