Sunday, November 22, 2015

Sebuah Cerita

Kemarin, waktu yang menyenangkan karena bisa bertemu dengan sahabat
Walaupun kini kami menjalani hidup masing-masing, semua sepertinya baik-baik saja
Tentu saja, pertemuan seperti ini jadi agak jarang, aku pun kadang merasa hilang
Pertemuan seperti kemarin memang sangat jarang, maka itu aku berusaha datang
Bertemu sahabat, melempar kisah selama aku dan mereka tidak menghadiri kisah satu sama lainnya
Padahal dulu tak satu hari pun kami lepas dari kisah masing-masing 
Sampai aku ingat, mungkin hari terakhir kami memakai seragam
Kesempatan terakhir naik bus sekolah dan berkeliaran karena tak ada pelajaran

Janji kami saat itu, hanya sederhana
Bisa bertemu lagi dengan membawa kisah masing-masing,
Kisah yang dapat kami banggakan untuk diceritakan
Saat itu kami adalah sekumpulan sahabat yang memang masih sangat muda
Masalah apapun tak terlihat besar di mata kami, asalkan kami memiliki teman untuk berbagi
Kesempatan untuk menggapai mimpi masih terbuka sangat, sangat lebar
Mendukung mimpi masing-masing, 
Melepaskan satu sama lain,
Menghadapi kenyataan dunia bahwa hidup tak sesempit ruangan 7x8

Kemarin kami berkumpul kembali,
Bercerita tentang hidup
Bercerita pengalaman dan keluh kesah
Tak bisa dipungkiri, tak semua cerita berakhir menyenangkan dan bahagia
Aku pun sejujurnya merasakan kekecewaan itu
Ketika salah satu sahabat mengakuinya
Hal yang sering aku dengar jauh dari orang lain
Kini terasa sangat dekat dan terus terang bukan cerita yang ingin aku dengar darinya

Sejujurnya aku tak tahu apa yang harus aku lakukan
Ia sahabatku, tapi aku merasa gagal karena ternyata ia menyimpan deritanya begitu lama dan sendirian
Tanpa berkata apapun, Tanpa cerita apapun. 
Bahkan ketika sebelumnya aku pikir aku mengalami kejadian-kejadian tak menyenangkan
Sesaat sebelum itu, aku disadarkan bahwa banyak hal yang harus aku syukuri

Cerita kali ini, berbeda dari cerita kami sebelum-sebelumnya
Aku menyadari, hidup ini tak seindah pikir kami dulu
Sakitnya, deritanya, tangisnya, kini bukan lagi cerita hanya aku baca dari novel atau surat kabar
Sakitnya, deritanya, tangisnya, menohokku, terasa sedemikian jujurnya
Perjalanan pulang kemarin, benar-benar membawaku pada lamunan panjang...
Ketika aku merasa hidupku aman, apa yang terjadi dengan hidup orang lain?
Sebagai orang terdekatnya, apa yang bisa aku lakukan?

Cukup, kalau bisa cukup kali ini saja aku mendengarnya
Cerita itu, kalau pun memang adalah kekhilafan, cukup hanya kali itu saja
Kesalahannya sudah diganjar dengan beragam tanggung jawab yang ia emban
Kini waktuku menebus kehilanganku sebagai sahabatnya
Menurutnya, mendengarkan ceritanya, meskipun getir dan bukan sesuatu yang ia banggakan, saat ini adalah satu-satunya hal yang bisa aku lakukan dengan baik
Tanpa memotong cerita, tanpa menghakiminya terlalu cepat, tanpa meninggalkannya setelah apa yang ia akui salah untuk dilakukan

Aku benar-benar berharap, berdoa,
Semoga di lain kesempatan saat sahabat-sahabatku berkumpul,
Aku benar-benar ingin mendengar cerita kesuksesan kalian,
atau cerita tentang bangkitnya kalian dari kejatuhan
Aku ingin secepatnya mengejar kalian, sahabat-sahabat yang aku banggakan
Semoga cerita di pertemuan berikutnya....



No comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...