Ada kalanya ketika kita sedang dihadapkan kepada beragam pilihan, kita selalu bertanya, apa yang akan kita temui jika kita memilih A? Atau apa yang tidak akan saya temukan jika saya pilih untuk melakukan B?
Hal seperti itu selalu muncul, baik kita sadari maupun tidak. Namun, ada satu hal yang saya selalu ingat.
Ketika lulus dari SMA, saya dihadapkan pada 2 pilihan yang menurut saya sangat sulit: diterima di 2 kampus negeri dengan jurusan yang berbeda pula. Apakah saya akan melewatkan sesuatu jika saya tidak pilih A? Apakah saya akan melewatkan kesempatan merantau jika saya pilih kampus B? Apa saya akan mendapat pekerjaan yang lebih enak jika saya belajar di A?
Namun, kadang satu celetukan sahabat membuat saya sadar sejenak:
"Kalo lo gak pilih ni kampus, lo ga bakal ketemu gue"
Well, saya masih bloon saat itu. Kenapa harus ketemu sama kamu? Apa pengaruhnya buat hidup saya?
Namun, sejak saat itu, kita selalu bertemu dengan orang lain yang baru kita kenal. Orang tersebut bisa jadi seseorang yang sangat penting bagi kita nanti, atau hanya tempat berbagi sejenak, atau ternyata memiliki hubungan dengan teman kita yang lain, bisa jadi pula mengantar kita menemukan hal-hal baru yang tak pernah terpikir sebelumnya.
Hingga suatu saat, ketika sedang haha-hihi dengan teman-teman akrab, kita selalu menerawang ke masa lalu: "Kok bisa ya gue jadi deket sama lo? Awalnya gimana sih?" tentu ngomongnya sambil cekakak-cekikik karena kejadiannya juga absurd dan kadang terlampau bego.
Ada satu rangkaian contoh juga yang baru saya alami dan luar biasa hubungannya. Well, sejak saya pulang dari summer-schoolan di Belanda, saya merasa seketika semesta mendukung! Hal ini tentu mulai dari teman di FB (yang saya kenal dari kegiatan di tempat kerja) membagikan online course gratisan dari kampus terbaik dunia, lalu saya ikutan, dan mereka mengumumkan kalau akan membuka summer school. Lalu, ternyata temen kerja saya, si Vinda, juga sekolah di sana. Lalu sempat galau karena setelah apply dan diterima, saya belum dapat tempat tinggal yang cocok. Teman dekat saya si Ssu kasih tau kalau temannya si Amel juga kuliah di sana. Ternyata, Ssuu pernah minta bikinin gambar ke saya untuk temannya dan ternyata itu Amel! Ternyata juga si Nisa, sohib sekosannya Pia (riorita sesama scholarship hunter), sekolah di Belanda dan pacarnya tinggal di kota yang akan saya kunjungi. Ternyata eh ternyataa Amel, Vinda, serta pacarnya Nisa tinggal sekomplek gedung! Terus saya juga terpaksa berangkat sendiri dan kesana sendirian. Di hari pertama saya tiba, lalu berangkatlah saya ke pasar dan ketemu Safira, classmate summer school dari Kanada yang juga seorang muslim. Safira ini tinggal di kamar temannya yang namanya juga Lia. Setelah itu, kita keliling lagi untuk lihat-lihat Markt di Centruum, eh ketemu Ahtar,anak S2 Landscape TU Delft pas lagi lihat-lihat lapak buku arsitektur. Ternyata Ahtar ini kenal baik dengan Bu Lily, pernah di FCL yang sekarang posisinya di ganti sama Dio, juga anak Arcasia Jamboree 2012. Setelah itu ketemu juga dengan kak Ayu, lalu ketemu Kak Tuty, yang ternyata ngerjain tugas bareng pacarnya Nisa, juga ketemu Phillip yang pernah satu pesawat sama Jokowi, terus beneran ketemu Nisa di hari terakhir, dll etc~~
Well, serangkaian kejadian itu bukan kebetulan semata kan?
Ibaratnya, semua orang sama-sama mendayung perahu kecil di beragam aliran kanal. Ketika alirannya bercabang, kita akan disuruh memilih, akan ke arah manakah alirannya? Kadang arusnya berbatu dan sulit dilalui, namun ada orang lain yang mau menghampiri perahu kita hanya untuk mendorong kita melewati bebatuan itu. Ada pula yang hanya berpapasan, melempar senyum sehingga kita merasa tak sendirian. Ada pula saatnya perahu kita dan banyak orang lain berkumpul, lalu bersama terhibur dengan turbulence nya.
Ah, sekarang mungkin saya mulai paham. Dunia terasa kecil hanya jika kita membuka diri untuk mengenal orang lain, menemukan hal-hal baru, dan menghapus beragam prasangka. Mungkin kamu akan berkata: "Itu kan takdir namanya." Tapi, saya tak akan merasakan takdir itu jika saya tidak memilih kan? Atau apa yang akan terjadi jika saya tidak berusaha untuk mencari tahu apa pilihan terbaik untuk saya?
Well, saya berjanji, jika saya memutuskan untuk memilih, saya akan berusaha membuka pintu untuk beragam peluang itu, sehingga saya akan tahu apakah takdir benar-benar mendukung saya melewati pilihan itu atau tidak.
Nasib sudah tertulis, tapi masa depan kan masih misteri :)
No comments:
Post a Comment