Hari ini aku mengerjakan hal-hal yang belum aku sempat selesaikan. Padahal, masih dalam hitungan libur. Entah karena aku kurang pandai mengatur waktu atau merasa terlalu lama mengerjakan satu hal
Akhir-akhir ini aku juga gampang sedih. Entah kenapa gampang banget sensitif dengan semua keadaan. Padahal, tidak ada hal yang terlalu memberatkan untuk aku pikirkan. Mungkin hanya bosan. Bisa jadi terlalu membanding-bandingkan.
Dua minggu yang lalu aku berinisiatif untuk uninstall instagram. Rasanya lega. Tapi belum cukup untuk memberhentikan rasa kepo. Kadang-kadang masih suka ngintip dari balik google chrome. Melihat-lihat kehidupan orang lain. Banyak yang memiliki kemajuan di hidupnya. Beralih ke fase hidup lainnya. Berganti kerja, menempuh S2, memulai rumah tangga dan mengemban tanggung jawab baru sebagai orang tua. Sembari melihat-lihat kadang muncul rasa iri.
Membandingkan seharusnya jadi pemicu. Motivasi untuk diri lebih baik dan berdaya. Tapi ya, namanya juga manusia. Penuh godaan untuk selalu merasa kurang. Inginnya lebih dan lebih.
Kadang jadi bahan introspeksi diri. Tapi rasanya lebih mudah menyalahkan keadaan daripada diri sendiri.
Lalu melihat sekeliling. Rasanya malu jika merasa serba kekurangan. Ada yang lebih semangat berbuat baik di segala keterbatasan yang Allah beri. Meskipun mungkin dirinya tak selalu dapat perhatian orang lain, apresiasi, juga keuntungan materi.
Tulisan menuju tahun 2019.
Mengapa rasanya berisi banyak keluhan?
Mengapa tidak melihat hikmah dan berkah dibalik semua kekurangan?
Dua ribu sembilan belas
Terkadang lelah dengan segala ambisi muda
Hanya meminta untuk bisa selalu dan selalu berguna
Juga, perasaan bahagia
Lalu juga pandai pandai mengolah rasa
Memberanikan diri untuk bisa menerima segala kemungkinan terbuka
Semoga
No comments:
Post a Comment