Sunday, August 11, 2013

Lukisan Anak-Anak Laut

"The roots of our understanding of architecture lie in our childhood, in our youth: they lie in our biography" Zumthor, Thinking Architecture


Dunia sangat menarik dilihat dari sudut pandang anak-anak. Salah satu cara untuk melihat sudut pandang mereka adalah melalui gambar yang memperlihatkan keseharian yang mereka alami dan lihat.

Anak-anak ini, mereka adalah anak suku Bajo, suku yang sehari-hari berada di atas laut. Berbeda dengan jaman kita kecil yang pasti pernah menggambar gunung lengkap dengan sawah, matahari tersenyum dan rumah kecil, mereka tentu sangaaat suka menggambar laut. Kalau saya ingat dulu, saya menggambar gunung karena guru saya yang mencontohkannya di papan tulis. Namun, anak-anak ini menggambar lingkungannya karena itulah yang mereka alami secara langsung. Mereka tahu jenis ikan apa yang mereka gambar, lengkap dengan ular laut, batu karang, lamun, dan 'kuta' (gurita). Tak lupa juga mereka menggambar 'leppa' (sampan kecil), 'bodi' (kapal motor) serta rumah mereka lengkap dengan pancang, tangga menuju laut dan titian. Mereka juga menggambar 'daratan', namun hanya terlihat dari jauh, ada juga gambar rumah orang darat yang bertingkat, hingga penerjun payung dari bukit Kaledupa yang mungkin sering mereka lihat dari desa mereka.









Anak-anak ini sangat senang menggambar. Mereka sendiri yang meminta kertas dan meminjam beberapa spidol warna saya yang tidak lengkap. Kertas yang terbatas pun, mereka bagi lagi hingga masing-masing anak hanya mendapat jatah kertas ukuran A6. Itupun mereka pakai bolak-balik. "Kak Ame, nanti kita gambar-gambar lagi yaa" Kata Marni, anak kelas 4 SD, hampir setiap hari.
Selesai menggambar, kami juga membuka sesi 'presentasi'. Anak-anak yang menggambar, saya tanya satu persatu, "Ini gambar siapa?" "Ini rumah Rianti? Ini ikan apa?" dan pertanyaan lainnya yang saya penasaran apa maksudnya. Cerita-cerita yang keluar pun sangat menarik, "Ini Boyo gambar siapa?" Tanya saya. "Ini Boyo, sedang naik 'bodi' (kapal motor) besar. Nanti besar mau naik ini mih" Ujar seorang anak bernama Andi Boyo. Saya sempat heran ketika mereka menggambar bunga, kupu-kupu, dan tanaman lainnya disekitar gambar rumah. Ternyata tempat tinggal mereka memang sebagian sudah menjadi daratan yang diakali dengan karang besar, dimana pepohonan tumbuh meskipun memang berasal dari darat

Seru rasanya melihat gambar-gambar ini. Biasanya saat mereka menggambar, mereka memilih tempat di pojok dan bergerombol. Yang saya tidak sangka, sesudah menggambar, mereka memberikan semua gambarnya untuk saya, lengkap dengan nama mereka masing-masing. Kalau saya sih, dari kecil semua gambar saya simpan sendiri. Akhirnya, sebagai timbal balik saya juga menggambar untuk mereka. Bagi saya, gambar-gambar mereka adalah oleh-oleh yang berharga.
"Kakak, nanti kalau kakak pulang, saya mau spidol ini ya. Disini tidak ada spidol ini, mih"
Ah, andai saya bawa spidol lebih banyak, saya bagikan  semua untuk mereka. Akhirnya hanya seadanya saja yang saya berikan. Mereka punya minat yang tinggi untuk menggambar, mungkin itu hal yang  paling mereka suka. Nanti, saya janji, akan mengirimkan spidol warna warni untuk mereka. 








No comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...