Monday, March 17, 2014

ATAP JAKARTA

Sudah 3 kali ikutan event ini~ 
Buat yang belum tahu, Atap Jakarta adalah project dari House Vision yang pertama kali diadakan di Jepang. Mereka ingin meneliti tentang bagaimana rumah berkaitan dengan penghuninya, yang tentu saja sangat kontekstual. Untuk penelitiannya sendiri memakan waktu 3 tahun (atau 5 tahun ya? lupa haha) lalu arsitek-arsitek terpilih membuat rancangan rumah yang menurutnya paling baik untuk masyarakat sekitar. Di Jepang, pameran final prototype nya sudah berlangsung tahun 2013 lalu.
Nah, setelah sukses hadir di Jepang, kini House Vision ingin membawa Jakarta yang unik sebagai 'kampung' yang besar, sebagai bahan penelitian mereka bersama arsitek-arsitek Indonesia. Bagaimana rumah yang dapat mewadahi masyarakat Jakarta bertahun-tahun mendatang? Bagaimana Jakarta merespon kebutuhan tempat tinggal warganya? Perilaku warga Jakarta yang seperti apa yang mempengaruhi desain rumah di masa mendatang?

Saya sendiri baru pernah dateng yang seri "Renovation" dan "Interior-Exterior". Sistem seminar seriesnya juga selalu update sebulan dua kali. Biasanya seri A semacam pembekalan, seri B ada diskusi panelis. Untuk seri "Renovation", mereka menjelaskan bahwa intinya renovasi menambah jiwa baru pada sebuah arsitektur namun tetap dapat merasakan jiwa lamanya. Jiwa lama tidak dapat dihilangkan, karena jika hilang, maka bukan renovasi, tapi membangun dari awal. Jejak-jejak jiwa yang lama dari suatu bangunan akan lebih baik jika tetap dapat di 'trace' ulang dari penampakan barunya. Sebenarnya hal ini sama dengan tema studio Perancangan Arsitektur Interior 5, yaitu "adaptive reuse". Waktu studio, malah bangunan yang digunakan adalah bangunan tua cagar budaya dengan kategori A. Tentunya susah kalau mau di apa-apain sesuka hati.
Setiap seri juga ada kuesioner yang harus diisi. Untuk seri ini, intinya jika kita akan merenovasi rumah, hal apa yang akan kita ubah, hal seperti apa yang mendorong kita untuk merenovasi rumah, dan lainnya~

Nah seri yang terbaru, "Interior-Exterior" diadakan bukan sebagai seminar biasa. Kalau biasanya seminar hanya sekitar 30 kursi terisi, yang ini satu cinema Blitz Megaplex penuuh~ kenapaa? Soalnya kali ini House Vision mengundang SOU FUJIMOTO, starchitect internasional yang berasal dari Jepang. Sou Fujimoto ini terkenal karena house NA, Cloud Pavilion di Serpentine Gallery, dan Apartemen "Artificial Tree" nya. Selain Sou Fujimoto, ada Kei Minohara sebagai sang master urban planning di Jepang dan Adi Purnomo untuk arsitek lokalnya. Mereka memberikan pandangan yang berbeda-beda tentang apa yang mereka sebut dengan interior-exterior.

Kei Minohara, Sou Fujimoto, Adi Purnomo


Untuk Kei Minohara-san, gomen nee saya gak terlalu simak apa yang beliau bicarakan. Tapi dari 129 slide photo yang dia tunjukkan, saya ngerti kok kalau dia berbicara tentang sejarah urban planning di Jepang. Dari yang "rural environment" nya dia perlihatkan, sampai bagaimana lahan tersebut berbentuk grid-grid hunian, dari yang cuma 2 story sampai apartmen yang tinggi. Saya sebenernya ga terlalu paham tentang urban planning. Dia juga cerita, ada beberapa kali sebuah kawasan harus di hancurkan demi membentuk lingkungan yang lebih baik. Sudah dibangun, ternyata berdampak kurang baik ke lingkungan, lalu benar-benar dilebur untuk di bangun kawasan yang lebih baik lagi. Kenapa ga renovasi aja ya? Pertanyaan ini mungkin sudah ada jawabannya saat itu, tapi saya ga dengerin. Sejujurnya saya agak mengantuk karena harus mendongak ke layar besar (saya duduk di row R, ketiga dari bawah).

 Presentasi kedua yaitu dari Adi Purnomo, arsitek Indonesia. Sangat menarik apa yang dia bicarakan tentang pendekatan desainnya dan pandangannya mengenai interior-eksterior. Karena House Vision ngomongin rumah, maka Adi Purnomo pun ngomongin tentang rumah yang ia bangun, dengan pendekatan cahaya. Ia berkata, bahwa interior dan eksterior adalah relatif dan sangat tergantung dengan skala. Mungkin kalau di studio TA kita sering ngomongin tentang interioritas, paham dari Adi Purnomo mirip dengan teori itu. Ia menjelaskan pemahamannya dengan beberapa kata kunci. Relation-Reason, Reaction-Mutation, Feeling Outside-Inside, Nature-Surrender, Immateriality-Materiality. Dalam beberapa projeknya, ia berusaha untuk membaurkan apa yang ada di nature, untuk ditarik ke 'dalam'. Maka muncullah beragam eksperimennya tentang lingkungan, tanaman, debu, cahaya, material, dan sebagainya. 

Presentasi terakhir tentu saja disediakan khusus untuk Sou Fujimoto-san. Ternyata ia masih kelihatan muda, mungkin kalau ga di kepo (alias sekali lihat), umurnya sekitar 40an lebih dikit. Kali ini ia banyak memberi pandangan baru kepada saya tentang apa yang dia terapkan dengan teori interior-exterior. Dalam teori ini, jika tadi Adi Purnomo seperti menarik nature ke 'dalam', maka Sou Fujimoto justru memburamkan apa yang menjadi batasan di antara keduanya. Contoh paling nyatanya di Serpentine Pavilion, ia membuat seperti instalasi dari grid-grid yang menjulang ke atas. Dari luar, grid-grid ini seperti tembus pandang, tapi sebenarnya kita bisa melakukan beragam hal disana. Kita bisa menaiki tangganya untuk sekedar duduk dan mengobrol, bermain kejar-kejaran di bawah strukturnya atau sekedar 'berteduh'. Kita tidak bisa mendefinisikan yang mana yang dalam, yang mana yang luar. Untuk House Vision Jepang, ia menggunakan metode seperti di House N, yaitu box in a box. Dari luar seperti telah berada di dalam, padahal jika di dalam, masih terdapat layer untuk masuk ke dalam lagi. Yah, begitulah. 
Pesan terakhir Sou Fujimoto yang keren banget, kira-kira begini:
Kekayaan hidup adalah ketika kita bisa menikmati hidup bersama alam, bersama iklim, bersama segalanya, tanpa menghilangkan mereka. Arsitektur dapat dinikmati jika kita bisa mengaitkan alam manusia~
(Hemmm ya yaa saya lagi bengong waktu dia bilang begitu jadi cuma beberapa kata aja yang saya tulis)

Daaan 125ribu saya habis untuk bisa duduk dan coret-coret bego begini (eh saya masih utang deng)

(dari kiri atas: hasil coret bego saya, Bobskichi, Ochinoh. Wooi bapaknya lagi ngomong tuuh)

No comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...