Perempuan ini terbiasa mandiri
Hingga kini,
Hampir sepanjang hidupnya ia habiskan sendiri
Mungkin bukan maksudnya untuk seperti ini
Hingga tak tahu lagi apa itu rasanya sepi
Mungkin ia pernah bermimpi
Memiliki kekasih,
suami yang baik hati.
Juga bercita cita
merawat anak cucunya sampai mati
Tapi siapa sangka,
hingga usianya diawali angka 8,
ia memilih untuk sendiri
Bukannya ia tak punya hati,
Hatinya sangat lembut,
ia pakai untuk mengasuh anak jalanan yang ia kasihi
juga mengajar anak-anak perempuan menari
tak pernah ia lewatkan sehari
bersama anak-anak sambil bernyanyi
Tapi kadang orang-orang tak mau tahu
Mereka kerjanya gosip melulu
"perempuan macam apa tak punya suami"
"perawan tua, kamu tahu?"
Ia telah lama bersabar dan menanti
Bukan meratap atau menangisi
Tapi lembut hatinya kadang perih
semua orang memiliki takdirnya sendiri
tapi kadang tak semua mengerti
Sabar, kini ia tak merasa sakit lagi
Dikelilingi anak-anak yang sering ia lindungi
Ia melihat cahaya menjemputnya kesini
Lalu ia tersenyum,
kekasih abadinya telah datang menghampiri
No comments:
Post a Comment