Sunday, May 4, 2014

Jilbab dan Segala Alasan Saya untuk Menentangnya


Halo-halo
Ini postingan akibat mandek tugas akhir, daripada browsing ga jelas atau melakukan hal ga penting, mending nulis aja hhee

Mau share aja nih pengalaman saya berjilbab. Saya masih baru kok pakai jilbabnya, sekitar 2,5 tahun yang lalu. Perubahannya ekstrem, dulu suka pakai baju mini lucu-imut plus stockingnya, lalu Alhamdulillah baru sekitar 2 minggu nyobain pake jilbab dobel dan kemana-mana selalu pakai rok panjang~

Bagaimana caranya menetapkan hati buat istiqomah berjilbab?

Saya tahu, ada bermacam karangan alasan buat menunda pakai jilbab. Saya pun begitu. Alasan saya waktu itu ada beberapa. Pertama, saya kebanyakan browsing blog fashion. Saya yang minim dengan pengetahuan tentang agama pun mudah terbawa arus. Cobain pakai rok inilah, maunya pakai dress itulah, maunya beli bando anulah, dan semacamnya. Sedangkan di sekeliling saya, sudah banyak sahabat yang berjilbab. Yang paling nge-JLEB buat saya adalah:  
Saya mengetahui. Saya tahu hal itu WAJIB. 
Lantas saya selalu menutup mata dan telinga hanya untuk keegoisan diri saya yang belum dewasa. Sering saya bertanya kepada diri sendiri. "Mau sampai kapan pura-pura gak tahunya? Hayoo, mau besok? Tahun depan? Bagaimana jika nyawa kamu dicabut hari ini?"

Alasan kedua. Saya merasa saya gak cukup cantik untuk bisa pakai jilbab. Saya merasa lebih pede jika pakai bando, pakai poni, rambut tergerai, pakai legging dengan dress mini, lengannya diperlihatkan setengah. Duh lucunya, imutnya. Tapi, untuk apa?

Coba renungkan lagi, Lia. Kalau cantik, untuk dilihat siapa? Kaum adam biar mereka melirik? Kaum adam mana yang ingin dia melirikmu? Lalu untuk apa jika mereka melirikmu? Akankah mereka jatuh hati lalu menjadi pacarmu? Setelah jadi pacarmu apakah ia yang nantinya akan jadi suamimu? Apakah lelaki yang baik, yang nantinya akan jadi suamimu itu, lantas bisa luluh kepadamu hanya karena melihat fisikmu?  Kaum adam yang hanya melihat fisik, diakah yang ingin kau goda?
Tentunya, saya cukup benci laki-laki yang suka nge-judge dengan hanya melihat fisik. Apakah saya dengan murahnya (gratis bahkan) memperlihatkan fisik saya kepada laki-laki macam itu? 

Wanita itu mahal, sayang :)

"Yap, tidak ada keraguan lagi, yuk berjilbab Lia :)"

Habis itu mulailah saya berjilbab, jadwalnya baru seminggu sekali. Katanya gak papa, untuk permulaan. Saya jadi lebih menyukai saya yang pakai jilbab. Di sela-sela itu saya masih suka mix-match baju, lama-lama jadi gak sabar buat pakai jilbab lagi. Nah setelah pakai jilbab, ada satu kegalauan lagi:

"Dih, udah berjilbab jugaa masa kelakuannya masih kayak gitu?"

Masih bolong-bolong ibadahnya, masih suka ghibah, masih suka becanda kelewatan, masih suka blablabla yang intinya: bukan seperti itu kelakuan muslimah yang baik.
Waktu itu saya jadi agak parno. Apa saya harus jadi sok soleh? Apa kepribadian saya akan hilang jika saya berjilbab? Apa saya gak bisa melakukan kegilaan-kegilaan lain seperti ketika saya belum berjilbab dulu?
"Ayo coba, renungkan lagi yaa makna dibalik jilbab kamu, Lia"
Oh ternyata inilah kenikmatannya berjilbab, ia melindungimu dari perbuatan sia-sia. Banyak yang mengingatkanmu ketika kamu khilaf. Bukankah ridha Allah yang ingin kau kejar? Ini prosesnya, nikmati saja dulu. Kalau kata orang: 

Lebih baik dipaksa masuk syurga daripada dengan sukarela masuk neraka :)

Ohiya, saat masih nyobain berjilbab pun, perspektif saya tentang 'perempuan' dan 'cantik' jadi berubah. Saya, yang sama-sama perempuan pun ternyata mengalami pandangan lain tentang kata 'cantik' itu sendiri. Kalau kata orang: cantik itu relatif, tapi saya merasa, perempuan berjilbab kelihatannya jadi berkali lipat lebih cantik. Bagaimana bisa mereka tetap terlihat cantik tanpa membuka satu aurat pun? Sementara, yang dulu saya tahu, cantik=sexy, dengan membuka aurat seluas-luasnya tergantung seberapa banyak rasa malu mereka. Ini pandangan saya dari kacamata orang luar yaa, bukan karena saya perempuan dan berjilbab. Setelah itu, saya jadi super iri. Saya juga mau jadi cantik karena Allah.

Setelah itu, saya mulai pelan-pelan istiqomah berjilbab.

Ternyata, lebih berat ketika mempertahankannya daripada memulai. 

Serius, 'keep istiqomah' itu ga segampang ngucapinnya. Setelah kamu berjilbab, kamu menandai pribadi sebagai seorang muslim. Maka itu segala gerak-gerikmu di awasi."Ih, masa berjilbab gitu, masa udah pakai jilbab kelakuan gini." artinya, kamu menjadi cerminan dunia akan Islam itu sendiri. Jika kamu baik, orang-orang akan melihat Islam dengan pandangan yang baik juga. Jika perbuatanmu jelek, maka orang-orang akan nge-judge Islamnya jelek juga. Jadi lebih hati-hati, jaga sikap, sembari mengingatkan muslimah yang lain. Pakai jilbab jadi motivasi berbuat lebih baik di segala hal, loh.

Nah awalnya saya masih pakai baju seadanya kalau berjilbab. Adanya jeans, ya pakai aja. Adanya legging? Yauwess ndak papa. Tapi lama-lama sebenernya agak risih juga. Baru sadarnya ketika melihat orang lain memakai padanan baju yang saya rasa kurang cocok buat di jilbab-in. Ups, ternyata saya kayak gitu juga. Karena saya gak mau jadi muslimah KW-an, jadilah pelan-pelan lengkapin pakai rok. Tadinya pun iseng pakai rok panjang. Ternyata rasanya kayak princess gitu kalau pakai rok panjang, lucuu, cantik hehee. Diterusin deh koleksi roknya.

Setelah rok, baju pun ternyata berpengaruh. Sebenarnya saya suka pakai manset seadanya aja, yang artinya, baju saya ketat. "Tapi kan ditutupin jilbab sepanjang dada?" Yap, itu yang saya pikir juga tadinya. Tapi setelah (lagi-lagi) lihat orang lain yang mengenakan manset ketat, saya jadi sebel. "Kok itu orang ga ada yang lebih longgar bajunya, saya lihatnya kan gerah." Ups (lagi), saya merasa tertampar hhaa. Itu yang selama ini saya lakukan hehee... Yaa, jadi banyakin koleksi kemeja aja deh daripada kelihatannya begitu.. 

Setelah baju, saya jadi 'aware' lagi tentang satu hal. Balik lagi ke jilbab. Kan saya gak mau jadi muslimah KW-an, tapi kok rasa-rasanya ada yang kurang yaa.. Ternyataa jilbab bukan sembarang jilbab, ia harus tidak menerawang, menutupi dada, menutup aurat dengan sempurna. Saya biasanya pakai jilbab paris, satu helai, dilipat tengahnya, lalu dipakai. Saya sendiri suka ga sadar, tiba-tiba ada yang ingetin, "Tuh tengkuknya kelihatan, helai-helai rambutnya kelihatan, kunciran rambutnya kelihatan". Jadi, sebenarnya saya udah pakai jilbab apa belum yaa? Amalan jilbab saya yang kemarin-kemarin dihitung gak yaa? kan jilbab saya masih belum betul, masih kelihatan di sana-sini?

Yaa jadilah saya sekitar 2 minggu ini sibuk mix and match jilbab yang mulai saya dobelin. Ternyata hebohnya ga cuma pas awal pakai jilbab, saya mulai pakai jilbab dobel pun ada juga yang kaget hehee.. Yaa heboh dikit gak apalah yaa. Yang penting kita tahu, kita menuju kemana, dengan cara apa, niatnya apa. 

"Loh kok jilbabnya jadi makin ukhti-ukhti banget, ekstrim gitu?"

Yaaa, itu yang saya dulu pikir juga. Maunya pake jilbab aja, pakenya jilbab gaul, tapi gak mau kayak ukhti-ukhti banget yang nge gamis kemana-mana. Hiyaa~~, lagi-lagi, tergantung niatnya. Apa yang kita kejar? Hikmahnya, saya jadi respek ke 2 sisi: yang belum berjilbab tapi mau mencoba, dan yang proses menghijabkan dirinya sudah jauh dari saya. Mungkin mereka yang ngegamis dan jilbabnya terulur dulu seperti kita juga. Bertahap dari belum berjilbab, lalu yang penting pake jilbab, sampai bisa mengajak muslimah-muslimah yang lain ikutan pakai jilbab juga. Tentu itu perlu proses panjang dan ketetapan hati. Hebat dan salut banget buat yang sudah sampai tahap itu. Yang belum berjilbab, yuk sama-sama berjuang. Saya pun masih sangat jauh dari ibadah yang benar-benar betul. Sebenarnya postingan ini pun sebagai pengingat bagi saya di masa depan.

Jilbabnya sudah, memperbaiki jilbabnya masih proses, bagaimana dengan amalan lain? Ibadah wajibnya? Sunnahnya? Hapalannya? Akhlaknya? Akidahnya?

Proses perbaikan dirinya masih panjaaang. Jika dibandingkan dengan teman-teman yang lain, saya irii.. saya masih cupu.
Mudah-mudahan proses ini terus berlanjut, mudah-mudahan program untuk perbaikan dirinya bisa tetep istiqomah.

Begitulah cerita tentang jilbab saya, 
Intinya, yuk, mulai berjilbab sekarang.
Saya ajak temen-temen yang lain, karena saya sungguh sayang..
Saya sedikit demi sedikit merasakan manfaat jilbab.
Ibarat MLM, kalau barangnya bagus, pasti saranin yang lain untuk pakai
Proses perbaikan diri setelah mengenakan jilbab ternyata masiiiih panjang, sayang :)
Jika tidak dimulai, mau sampai kapan pura-pura menutup mata dan telinga?


Proses saya pakai jilbab ternyata saya dokumentasikan di blog ini hhee

1. Pertama kali cobain pake jilbab beserta reaksinya
2. My Hijab plus pic aja sih ini..
3. Finally, trying to keep istiqomah



2 comments:

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...